Mengenai Saya

Foto saya
Gw iqbal, kuliah di suatu perguruan tinggi negeri di bandung. Alasan gw buat blog ini. Gw hanya ingin mendeskripsikan gambaran apa yang gw rasakan, apa yang gw tahu dan apa yang terjadi.

Rabu, 03 Juni 2009

Jonis Joplin "QUEEN OF THE BLUE"


Riwayat Hidup


Janis Joplin terlahir dari pasangan Seth dan Dorthy (East) Joplin, 19 Januari 1943, di Post Arthur, nagara bagian Texas, Amerika Serikat. ayahnya seorang insinyur di sebuah perusahan yang bernama Texaco, sementara ibunya seorang sekretaris di sebuah sekolah bisnis. Ia memiliki dua adik kandung yang bernama Michael dan Laura. Keluarga Joplin merasakan bahwa Janis memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan dengan dua saudaranya, ibunya mengatakan dia (Janis) tidak bahagia dan tidak senang jika tidak mendapatkan perhatian yang lebih—ia seorang gadis yang manja.
Selayaknya seorang remaja pada saat itu, ia senang bergaul dengan sekumpulan remaja yang diusir ataupun lari dari rumah orang tua. Salah satu dari mereka memiliki album blues seorang penyanyi Afro-Amerika, Bessie Smith dan Leadbelly, yang kemudian kedua penyanyi tersebut mempengaruhi keputusan Janis untuk hidup sebagai seorang penyanyi. Ia pun mulai bernyanyi walaupun dalam tingkat lokal—ia bergabung dengan paduan suara gereja. Ia pun semakin gencar mendengarkan rekaman-rekaman blues seperti Odetta dan Big Mama Thorton.

Ia pun kemudian mulai menyanyikan blues dan musik-musik rakyat dengan teman-temannya, walaupun ia merupakan sorang pelukis pada awalnya. Saat masih menggunakan seragam sekolah Thomas Jefferson High School, seringkali ia dijauhi dalam pergaulan sehari-hari. Ia pun berkata

“I was a misfit. I read, I painted, I didn't hate niggers.”

Karena pada masa itu isu rasial masih kental bergulir dari hari ke hari, dan Janis seorang yang tidak anti kulit hitam.

Janis menjalani berbagai perubahan fisik dalam masa remaja, tubuhnya berubah menjadi lebih berisi bahkan berlebihan, dan kulit tubuhnya rusak dengan adanya luka yang cukup dalam sehingga harus di“ampelas” untuk kembali seperti semula. Perubahan fisik itu membuatnya cukup sulit untuk bergaul disekolahnya, temanm-teman di sekolahnya selalu berteriak dan mengejek dengan memanggilnya “pig” (babi), “Freak” (aneh), “Creep” (kecoa). Janis akhirnya menyelesaikan sekolahnya pada tahun 1960 dan melanjutkan ke University of Texas di Kota Austin. Walaupun ia tidak menyelesaikan studinya, pada tahun 1962 koran kampus menuliskan profilnya dan memberi headline dengan judul “She Dares To Be Different.”


Awal Karir


Dengan Sikapnya yang cenderung memberontak, menjadikan Janis Joplin sebagai salah satu pahlawan perempuan (heroin) bagi literasi musik blues. Rekaman pertama lagu Janis dilakukan dirumah teman kuliahnya, dengan menggunakan tape recorder pada tahun 1962, lagu itu berjudul “What Good Can Drinkin’ Do.” Akhirnya ia meninggalkan Texas untuk meraih cita-citanya sebagai penyanyi, ia tiba di San Fran Sisco pada tahun 1963 dan tinggal di North Beach lalu pindah ke Haight-Ashbury. Pada tahun 1963 Janis joplin bersama Jourma Koukonen—dikemudian hari menjadi gitaris Jefferson Airplane, merekam beberapa lagu blues standar, dan ditemani oleh Margareta yang menggunakan mesin tik sebagai pengganti perkusi sesi rekeman tersebut menghasilkan tujuh track, diantaranya

"Typewriter Talk," "Trouble In Mind," "Kansas City Blues," "Hesitation Blues," "Nobody Knows You When You're Down And Out," "Daddy, Daddy, Daddy" and "Long Black Train Blues,"

dan kemudian lagu-lagu tersebut di jadikan album bootleg (semacam kumpulan lagu unrelease) yang diberi judul “The Typewritter tape.” Dan selama masa itulah Janis kemudian terlibat dengan penggunaan narkotika yang dosisnya naik dari hari ke hari, dan itu yang menyebabkan ia dijuluki sebagai ”speed freak” (penggila kemabukan melalui LSD,acid/speed) di tambah dengan penggunaan heroin walaupun masih terhitung situasional. Ia pun menggunakan zat lainnya untuk mendapatkan keadaan “trance” dan seorang peminum berat alkohol selama menjalani karirnya, dan minuman kesukaannya adalah “Southern Comfort”.

Pada musim semi tahun 1965, teman-temannya memperhatikan perubahan tubuh Janis yang diakibatkan dari kebiasan mengonsumsi Amphetamine (ia digambarkan seperti tengkorak, karena kekurusanya). Mereka pun membujuk Janis untuk pulang ke rumahnya di Porth Arthur, Texas. Namun di tahun yang sama pada bulan Mei, teman-temannya mengajaknya untuk bernyanyi di sebuah pesta dengan menggunakan bus sebagai panggungnya, sehingga tidak bisa pulang ke kampung halamanya. Tetapi akhirnya ia pulang juga, dan merubah gaya hidupnya. Selama di Porth Arthur, ia menghindari kebiasaan buruknya mengonsumsi alkohol dan obat-obatan lainnya. Cara berpakaiannya pun berubah menjadi lebih sederhana, dengan mengadopsi gaya rambut “Beehive” (sarang lebah) dan mendaftarkan dirinya di Universitas Lamar yang bertempat tak jauh dari Beaumont, Texas. Selama ia mengikuti perkuliahan di Universitas Lamar, ia bolak-balik melakukan perjalanan untuk bernyanyi solo di ota Austin. Pada salah satu pertunjukannya ia disaksikan oleh seorang aparat pemerintah kota Austin, sehingga ia selalu didatangi orang yang berseragam biru (polisi) dan akhirnya memutuskan untuk bertunangan. Ia kemudian menanyakan keberadaan ayahnya untuk meminta izin meinikahi Janis. Namun orang itu merubah rencananya dan tidak jadi menikahi Janis.


Big Brother and The Holding Company


Pada tahun 1966, suara khas Janis dalam menyanyikan lagu blues menarik perhatian sebuah band yang beraliran “psychedelic” yang bernama Big Brother and The Holding Company, sebuah band yang terkenal di komunitas hippie di kota Haight-Ashbury. Janis kemudian direkrut untuk menjadi anggota band oleh Chet Helms, ia adalah seorang promoter yang telah mengenal Janis di Texas dan pada saat bersamaan Chet juga menangani band yang bernama Big Brother. Janis bergabung dengan Big Brother pada 4 Juni tahun 1966. penampilan pertama bersama The Big Brother berlangsun di Avalon Ballroom, San Fransisco. Janis masih menghindari penggunaan obat-obatan untuk beberapa minggu, dengan berkata kepada salah seorang anggota band yang bernama Dave Getz bahwa seharusnya orang-orang (teman-temanya) tidak diperbolehkan meggunakan jarum suntik di tempatnya berlatih atupun di apartemen tempat mereka tinggal. Saat Janis melihat seorang pengunjung yang menyuntikan jarum ke tubuhnya, ia kemudian memarahi Dave Getz dan mengingatkan bahwa ia telah mengingkari janjinya. Konser di San Fransisco pada musim panas itu direkam, lalu diluncurkan pada tahun 1983 sebuah album yang diberi judul “ Cheaper Thrill.”

Pada 23 Agustus 1966, selama menjalani kehidupan selama empat minggu di Kota Chicago, The Big Brother menandatangani kontrak bersama perusahaan rekaman berlabel independen yang bernama Mainstream Record. Mereka merekam beberapa lagunya di studio rekaman Chicago, tapi Bob Shad sang pemilik label menolak untuk membayar ongkos pulang mereka ke San Fransisco. Sesaat setelah lima anggota band pergi meninggalkan kota Chicago menuju California Utara dengan uang pas-pasan, mereka pergi bersamaan dengan band Gratefull Dead ke sebuah rumah di Lagunitas, California, dan di tempat itulah Janis kembali mengulangi kebiasaan buruknya mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Pada tahun 1967, Janis bertemu dengan Country Joe McDonald seorang anggota dari band Country Joe and The Fish, dan mereka hidup bersama sebagai pasangan kekasih untuk beberapa bulan. Janis dan The Big Brother mulai bermain di beberapa klub di kota San Fransisco seperti, Fillmore West, Winterland dan Avalon Ballroom. Mereka juga bermain di Hollywood Bowl di Los Angeles, begitu juga di Seattle, Washington, Vancouver, British Columbia, Supermarket Psychedelic di Boston, Massachusetts dan Golden Bear Club di Huntington Beach, California.

Rekaman mereka di kota Chicago kemudian diluncurkan oleh Columbia Records pada Agustus 1967. Sesaat setelah berhasil tampil di sebuah festival musik yang cukup besar namanya “Monterey Pop Festival”. Dua lagu yang dibawakan oleh The Big Brother difilmkan oleh D.A Pennebaker. Dengan mengombinasikan kedua lagu tersebut dengan sebuah versi milik Big Mama’s Thorton yang berjudul “Ball and Chain.” Pennebaker mendokumentasikan Monterey Pop Festival dan menangkap Cass Elliot di tengah kerumunan massa yang diam terbius oleh penampilan Janis Joplin
Pada November 1967, The Big Brother berpisah dengan Chet Helms dan kemudian mereka bekerjasama dengan manajer artis yang sudah terkenal Albert Grossman. Hasilnya, The Big Brother tampil secara regular di klub-klub yang ada di kota California, namun nama mereka terangkat secara nasional setelah tampil di Monterey Pop Festival.
Pada 16 Februari 1968, The Big Brother memulai tur pertamanya ke pesisir timur Amerika, yaitu Philadelphia dan kemudia berikutnya mereka bermain untuk kali pertama di New York tepatnya di Anderson Theater. Pada 7 April 1968, konser terakhir mereka di pesisir timur Janis Joplin dan The Big Brother tampil bersama Jimi Hendrix, Buddy Guy, Joni Mitchell, Richie Havens, Paul Butterfield,dan Elvin Bishop di konser yang berjudul "Wake for Martin Luther King, Jr." di kota New York.

Selama musim semi di tahun 1968, Janis Joplin dan The Big Brother memulai debut pertamanya untuk tampil di stasiun televisi nasional ABC, pada variety show yang disiarkan di siang hari dan dipandu oleh Dave Cavet, tetapi tak ada rekaman resmi yang menyatakan bahwa itu ada. Kemudian, Janis tampil tiga kali pada program Dick Cavet yang disiarkan di waktu prime-time. Selama tahun 1968, nama band itu menjadi “Janis Joplin And The Big Brother and The Holding Company.” Janis Joplin pun kemudian mencuri banyak perhatian media massa yang mengakibatkan kecemburuan dengan anggota bandnya. Anggota band lain menyebutkan bahwa Janis Joplin hanyalah seorang “star trip” (pengamen), sementara yang lainnya mengatakan bahwa The Big Brother merupakan band yang buruk dan ia (Janis) harus meninggalkannya.

Majalah Times mengatakan bahwa Janis Joplin seorang penyanyi yang memiliki kemampuan luar biasa yang mampu keluar dari pergerakan musik kulit putih. Richard Goldstein dari majalah Vogue menuliskan bahwa Janis Joplin penyanyi perempuan yang luar biasa dalam musik rock…ia mengendap-ngendap, dengan raut wajah ekspresif seperti seorang parjurit dalam sebuah peperang, mengepitkan lututnya di akhir stanza, memohon untuk tidak ditinggalkan…Janis Joplin mampu bernyanyi dengan kualitas yang luar biasa baik dihadapan semua orang yang mendengarkan.

Cover album kedua The Big Brother yang berjudul “Cheap Thrills” di dseain oleh seorang kartunis counterculture, Robert Crumb. Walaupun “Cheap Thrill” lebih menyerupai rekaman secara live (langsung), hanya satu track saja yang memang merupakan rekaman langsung yaitu lagu “Ball and Chain,” dan selebihnya direkam di studio. Memang, album tersebut memiliki kualitas yang cukup buruk, termasuk suara gelas cocktail dan tembikar yang pecah dihilangkan selama lagu “Turtle Blues.” Bersamaan dengan diluncurkannya film dokumenter tentang Monterey Pop Festival pada tahun 1968, album itu sukses mengangkat nama Janis Joplin. Walaupun hanya sebentar di akhir 60-an, namun satu keberhasilan dalam karir bernyanyinya.

“Cheap Thrills” memberikan The Big Brother sebuah single hit yang luar biasa yaitu,”Piece of My Heart” yang mampu menembus tangga lagu billboard selama delapan minggu setelah album ini diluncurkan. Album itu disertifikasikan emas untuk peluncuran dan penjualannya yang mencapai jutaan kopi. “Live at Winterland ’68,” direkam di Winterland Ballroom pada 12-13 April 1968, yang menunjukkan performans terbaiknya Janis Joplin and The Big Brother and The Holding Company. Dan hal tersebut mereka tunjukkan melalui lagu-lagu pilihan yang tertuang dalam albumnya.
Janis Joplin and The Big Brother and The Holding Company kembali melakukan turnya ke pesisir timur selama Juli-Agustus 1968, tampil di gedung Columbia Records di Puerto Rico dan Newport Folk Festival. Setelah kembali San Fransisco untuk dua pertunjukan dalam rangka pulang kampung yang dilakukan di The Palace of Fine Arts Festival pada 31 Agustus dan 1 September, Janis joplin mengumukan bahwa ia akan meninggalkan The Big Brother. Tur tetap berlangsung selama musim gugur dan Janis Joplin memberikan penampilan terakhirnya di The Big Brother pada 1 Desember 1968 yang berlangsung di Family Dog Benefit.


Solo Karir


Setelah berpisah dari The Big Brother, Janis membentuk sebuah band baru untuk mengiringinya, dan bernama The Kozmic Blues Band. Band itu dipengaruhi oleh Stax-Volt Rhythm and Blues band yang terkenal pada awal 60-an, sebagaimana yang dicontohkan oleh Otis Reeding dan The Bar-Kays, yang secara musikal banyak mempengaruhi Janis. Sound Stax-Volt Rhythm and Blues sangat menonjolkan penggunaan brass sections dan lebih blues, funky, soul, suatu sound pop yang lebih berorientasi daripada kebanyakan band hard rock psychedelic pada periode saat itu.

Pada tahu 1969 Janis Joplin mengalami ketergantungan terhadap heroin, menurut kabar ia menghabiskan 200 dolar sehari untuk belanja heroinnya itu, walaupun banyak usaha yang dilakukan untuk ia tetap bersih selama melakukan rekaman “ I Got Dem Ol' Kozmic Blues Again Mama!” Gabriel Mekler orang yang memroduseri rekaman The Kozmic Blues megatakan kepada seorang jurnalis—penulis biografi Janis Joplin, Myra Friedman, bahwa Janis Joplin Tinggal di rumahnya selama proses rekaman pada Juni 1969, jadi ia dapat menjauhkan dari obat-obatan dan teman pecandunya.

Album Kozmic Blues diluncurkan pada September 1969, dan mendapatkan golden platinum karena kesuksesanya namun tidak seperti album “Cheap Thrills.” Berbagai pernyataan dari kritikus pun bermunculan dan beragam. Beberapa kritikus termasuk Ralph Gleason dari San fransisco Chronicle,sebuah kritikan yang cukup pedas. Ia menuliskan bahwa band berbaru dengan nama The Kozmic Blues adalah isapan jempol belaka, dan Janis harus membubarkan band barunya dan kembali ke band lamanya The Big Brother…(jika mereka masih menginginkanya). kritikus lainnya, seperti seorang reporter yang bernama Carl Bernstein dari The Washington Post, ia umumnya mengabaikan kekurangan dan lebih mencurahkan fokus tulisannya untuk membahas daya magis yang dimiliki oleh penyanyi Janis Joplin.

The Kozmic Blues dan Janis Joplin melakukan tur ke Amerika bagian Utara dan Eropa menjelang Akhir 1969, di bulanAgustus mereka tampil di festival Woodstock. Menurut banyak review, Woodstock bukanlah festival musik yang menyenangkan bagi Janis. Ia harus menunggu selama 10 jam dari pertama tiba di tempat festival, ia pun menyuntikkan heroin dan minum banyak alkohol, dan ketika ia berada di atas panggung, ia dalam keaadaan yang sangat mabuk “three sheets to the wind.” Janis pun bermasalah di Madison Square Garden, ia mengatakan kepada seorang jurnalis—David Dalton, bahwa menyanyikan “ Work Me lord.”

Di akhir tahun, The Kozmic Blues pun bubar. Penampilan terakhir mereka bersama Janis Joplin di Madison Square Garden yang berlangsung pada 19-20 Desember 1969, di kota New York.setiap audien melihat dan mendengarkan "every note [she sang] with 'Is she gonna make it?' in their eyes."
Penampilan Janis tidak di masukkan ke dalam film dokumenter Woodstock walaupun pada perayaan 25 tahun woodstock sang sutradara memasukan penampilannya yang terakhir


Full Tilt Boogie Band


Pada Februari 1970, Janis melakukan satu perjalanan ke Brazil, di mana ia menghentikan kebiasaan buruknya mengosumsi obat-obatan terlarang dan alkohol. Selama perjalanannya ia ditemani oleh Linda Gravenites, ia adalah desainer kostum panggungnya Janis dari tahun 1966-1969. Di Brazil Janis terpikat oleh seorang laki-laki yang bernama David (George) Niehaus—seorang guru, yang sedang melakukan perjalanan keliling dunia. Pers mendapatkan foto mereka di festival Rio de Janeiro. Gravenites pun turut mengabadikan mereka berdua selama berlibur di Brazil dan tampaknya mereka "carefree, happy, healthy young couple" yang sedang menikmati hidupnya.

Janis kembali menggunakan heroin setelah kembali dari Brazil, lalu hubungannya bersama Niehaus pun berakhir akibat penggunaan heroin, selain itu pertemanannya bersama Peggy Caserta dan menolak untuk bekerja berkeliling dunia bersamanya (Niehaus). Pada masa ini ia membentuk sebuah band baru dengan nama Full Tilt Boogie. Dan kebanyakan anggotanya adalah musisi muda Kanada, dan menonjolkan permainan organ dan bukan horn/brass sections sebagaimana halnya dulu. Janis pun lebih aktif dan banyak mengambil peranan bersama musisi lainnya di band Full Tilt Boogie. Sebuah band yang kemudian ia prioritaskan. Ia pun mengatakan,

“It's my band. Finally it's my band!”


Full Tilt Boogie mulai melakukan konser pada Mei 1970. Janis tampak sangat senang dengan band barunya, sehingga ia mendapatkan feedback (pandangan,penilaian) yang baik dari fans dan kritikus. Dengan memrioritaskan untuk memulai tur musim panas bersama Full Tilt Boogie, ia tampil bersama The Big Brother dalam rangka reuni di Filmore West San Fransisco, 4 April 1970. Hasil rekaman pertunjukkan itu di jadikan sebuah album konser dan diluncurkan 1972. Janis kembali tampil bersama The Big Borther pada 12 April di Winterland di mana ia dan The Big Brother diberitakan menampilkan sebuah pertunjukkan yang luar biasa. Dan ketika ia mulai melakukan tur bersama Full Tilt Boogie, Janis mengatakan bahwa ia bebas dari obat-obatan, namun konsumsi alkoholnya meningkat.

Dari 28Juni hingga 4 Juli, 1970, Janis dan Full Tilt Boogie bergabung All-Star Festival Express tur ke Kanada, tampil bersama Grateful Dead, Delaney and Bonnie, Rick Danko and The Band, Eric Andersen dan Ian and Sylvia. Konser itu berlangsung di Toronto, Winnipeg, dan Calgary. Performan Janis pada lagu “Tell Mama” di Calgary menjadi sebuah video MTV di tahun 1980-an dan dimasukkan ke dalam album sebagai lagu perpisahan pada 1982. Rekaman audio Festival Express lainnya pun dimasukan ke dalam sebuah album konser pada 1972.

Dalam video “Tell Mama” yang ditampilkan oleh MTV di tahun 1980-an, Janis terlihat memakai pakaian longgar yang berwarna psychedelia dan memasangkan bulu burung dikepalanya. Dan itu adalah kostum yang selalu ia gunakan selama konser di musim semi dan panas. Pemilihan kostum itu terjadi ketika ia tidak lagi bersama Linda Gravenites sepulang dari Brazil, Linda tidak menyukai kebiasaan Janis menyuntikkan heroin.

Selama mengikuti tur Festival Express, Janis ditemani oleh seorang penulis dari majalah Rolling Stone, David Dalton, yang kemudian meluiskan beberapa artikel dan sebuah buku tentang Janis. Ia berkata kepada Dalton:

“I'm a victim of my own insides. There was a time when I wanted to know everything...It used to make me very unhappy, all that feeling. I just didn't know what to do with it. But now I've learned to make that feeling work for me. I'm full of emotion and I want a release, and if you're on stage and if it's really working and you've got the audience with you, it's a oneness you feel.”



Masa-masa yang penuh….


Seringkali Janis enggan untuk berbicara, tetapi Janis bukanlah seorang pemalu untuk menjawab kritikan ataupun pertanyaan dari penggemar dan teman-temanya. Pada 1970 dalam wawancara untuk majalah Newsweek ia berbicara tentang gatecrasher (penerobos/ penonton tak bertiket)

"I don't believe in gate-crashing", Janis Joplin said last week. "The people aren't up there when I'm sweating on a stage at a festival, breaking my ass. You can get the money, man. Sell your old lady, sell your dope. Look at me, man, I'm selling my heart."



Sementara Jerry Garcia dan Bob Weir dari band Grateful Dead sama-sama menolak tentang penerobosan dalam sebuah konser, Paul Kantner gitaris Jefferson Airplane yang secara kontras menentang kedua pernyataan di atas, sebagaimana tertulis di Newsweek:

"I would enthusiastically urge anyone attending a rock festival to break in. They should be free," katanya.


Janis harus berurusan dengan hukum setempat, ia terbukti memeragakan bagaimana caranya menggunakan LSD kepada publik tanpa izin dan sepengetahuan aparat setempat pada 4 Agustus 1970, di Bar El Quijote New York, bersama teman jurnalisnya Myra Friedman dan seorang penggemar, ia mengomentari bahwa orang-orang yang melakukanya (menggunakan LSD) sama halnya dengan oknum polisi yang berkeliaran memukuli kepala manusia. Janis kemudian menjelaskan pernyataannya itu beberapa hari kemudian. Di saat ia melakukan makan malam bersama Friedman dan beberapa anggota Full tilt Boogie di sebuah restoran yang bernama Bradley’s, di New York. Janis menjelaskan apa yang disebut dengan ‘hippie brainswashing’. Mereka adalah fraudian, semua nilai dan norma hidupnya. Mereka menyesalkan terjadinya ‘brainwashing’ yang dilakukan oleh orang tuanya, namun mereka melakukan hal yang sama. Aku tidak pernah mengetahui salah satu dari mereka yang menoleransikan gaya hidup yang lain selain gaya hidup mereka.


…Uraian Mutiara (Album Pearl)


Selama September 1970, Janis dan bandnya mulai melakukan proses rekaman sebuah album baru di sebuah studio yang bertempat di Los Angeles dengan Paul A. Rotchild sebagai produser, yang juga menjadi produser rekaman untuk The Doors. Walaupun Janis meninggal sebelum album itu rampung, masih ada beberapa materi yang dapat digunakan untuk dikompilasikan ke dalam LP. Seperti “Mercedez Benz” yang dimasukan walaupun lagu ini merupakan satu-satunya rekaman—merupakan proses take yang pertama, dan lagu “”Buried Alive in The Blues,” yang tadinya proses take vokal akan dilakukan di hari namun yang sama Janis meninggal dunia, dan akhirnya menjadi sebuah nomor instrumental.

Hasil dari kerja keras Janis menjelang kematiannya, membuahkan sebuah album “Pearl” pada tahun 1971 setahun setelah kematiaanya. Album tersebut menjadi penjualan terbaik dari semua album selama dalam karirnya dan lagunya Kris Krsitofferson “Me and Boby McGee” merupakan hit single¬ yang terbaik pula. Di tahun 2003, album Pearl menduduki peringkat 122 dari 500 album terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone.

Di antara penampilannya yang terakhir di depan publik, ia tampil dua kali pada siaran The Dick Cavett Show, 25 Juni 1970. Pada penampilannya itu ia mengatakan niatnya untuk mengadiri perayaan 10 tahun reuni sekolahnya di Thomas Jefferson High School, Porth Artuhr,Texas. Ketika ditanyakan apakah ia begitu popular saat itu, ia mengakui bahwa teman-temanya, “laughed me out of class, out of town and out of the state.” Pada 3 Agustus 1970, dalam siaran Cavett, Janis mengatakan untuk penampilan yang selanjutnya pada konser Festival for Peace yang akan berlangsung di Shea Stadium, Queens, New York pada 6 Agustus 1970.

Janis menghadiri perayaan reuni sekolahnya, dengan ditemani oleh beberapa teman musisi, Bob Neuwirth, dan John Cooke seorang road manager, tetapi kunjungannya ini dilaporkan sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan bagi Janis. Janis melakukan konferensi pers selama kunjungan reuninya. Dalam wawancaranya jurnalis Rolling Stone—Chet Flippo, mengatakan bahwa Janis menggunakan perhiasan yang biasa dipakai oleh “Babylonian whore.” (Psk Babylonia/Irak).

Ketika ditanyakan tentang bagaimana ia menghibur teman-teman ketika sekolah dulu sebelum reuni ini berlangsung, ia menjawab, “Only when I walked down the aisles” (hanya ketika saat aku berjalan menyusuri koridor). Di lain waktu dan tempat Janis dan ibunya, Dorothy, saling mencela satu sama lain. Dorothy Joplin mencaci Janis dengan mengatakan “I wish you’d never born!” Kunjungan Janis ke kampung halamannya memang tidak mulus, Janis seakan berusaha untuk mempermalukan masyarakat Porth Arthur dan orang-orang yang pernah mempermalukannya, namun keadaan berbalik dan kunjungannya berubah kacau.

Kematian Janis

Rekaman terakhir yang diselesaikan Janis adalah “Mercedez Benz” dan sebuah lagu ucapan selamat ulang tahun untuk John Lennon “Happy Trails”—dikomposisikan oleh Dale Evans, pada 1 Oktober 1970. Sementara Lennon berulang tahun pada 9 Oktober, kemudian seperti yang dikatakan oleh Dick Cavett rekaman itu diterima oleh Lennon d rumahnya setelah kematian Janis.

Pada 3 oktober, Janis mengunjungi studio Sunset Sound di Los Angeles untuk mendengarkan track instrumental lagu Nick Grevenites berjudul “Burried Alive In The Blues” yang akan diisi track vokalnya oleh Janis dan di jadwalkan untuk hari berikutnya. Ketika Janis tidak juga menunjjukan batang hidungnya untuk pengambilan vokal pada Minggu sore, Paul Rotchild sang produser pun cemas. John Cooke sang road manager, pergi untuk menyusul Janis yang tinggal di hotel Land Mark (dulu bernama Higland Garden) sejak 24 Agustus. Ketika tiba di halaman hotel John melihat porsche yang berwarna psychedelia milik Janis masih berada di tempat parkir. Lalu ia segera berjalan menuju kamar hotel, dan ia mendapatkan Janis yang terbujur kaku tergeletak di lantai. Menurut laporan resmi kematiannya disebabkan oleh penggunaan heroin yang berlebihan, dan mungkin terkombinasikan oleh efek alkohol.

Jenazah Janis dikremasikan di Pierce Brothers Westwood Village Mortuary di Los Angeles, dan abunya dilarungkan melalui sebuah pesawat terbang di atas Samudera Pasifik dan sepanjang pantai Stinson. Upacara kremasi itu dihadiri oleh orang tuanya dan para bibi dari pihak ibu.


Janis dalam Kenangan


Janis menghias tubuhnya dengan sebuah gelang, ia juga memiliki tato (rajah) kecil di dada sebelah kiri bergambar hati yang buat oleh Lyle Tuttle seorang artis tato dari San Fransisco—walaupun tato itu bersifat temporer. Ciri khas lainnya adalah sisiran rambutnya yang flamboyan, dan seringkali mengecatnya dengan warna sehingga membentuk sebuah garis, lalu aksesoris seperti syal, manik-manik dan bulu unggas.
Pada tahun 1979, fim dengan judul “The Rose” yang dibintangi oleh Bette Midler mendapatkan sebuah penghargaan Academy Award sebagai aktris terbaik, dan film itu didasari oleh perjalan hidup Janis Joplin.
Di akhir 90-an, drama musikal “Love,Janis” dibuat berdasarkan keterangan yang diperoleh saudara bungsunya Janis Joplin yaitu Laura ditambah dengan keterangan dari gitaris The Big Brother, Sam Andrew, dan rencananya akan di mainkan di Broadway.
Pada tahun 1988, di bangunlah monumen Janis Joplin, sebuah patung perunggu yang dubuat oleh Douglas Clark, dan ditempatkan di Port Arthur Texas.
Janis Joplin dimasukan ke dalam Rock N’ Roll Hall Of Fame pada tahun 1995 dan diberikan penghargaan Grammy Lifetime Achievement pada tahun 2005.

Robert Johnson THE DEVIL WHO SING THE BLUES



Robert Johnson dilahirkan di Hazkehurst, Misissipi sekitar 8 May 1881, anak pertama dari Julia Major Dodds, yang kemudian melahirkan 10 orang anak untuk suaminya Charles Dodds. Dilahirkan diluar ikatan perkawinan, Robert tidak ingin menggunakan nama Dodds.
Charles Dodds menikahi Julia Major saat berusia 21 tahun di Hazel Hurst, Misissipi—sekitar 35 miles (56 km) dari Jackson selatan—pada 1889. Charles Dodds memiliki sebidang tanah dan pembuat furnitur dari anyaman; keadaan keluarga biasa saja sampai suatu saat ia diusir dari Hazl Hurst sekitar 1909 oleh segerombolan orang yang mengatakan tanah mereka tidak lagi subur akibat dari usaha keluarga Dodds. (ada sebuah kisah tentang keluarga Dodds yang melarikan diri dengan menggunakan pakaian wanita, kisah keluarga itu kemudian menjadi legenda lokal). Setelah dua tahun Julia Dodds mengirimkan anak-anak mereka untuk tinggal bersama ayahnya (kakek) di Memphis, di mana Charles Dodds mengadopsi nama Charles Spencer. Julia tetap tinggal di Hazel hurst dengan dua putrinya, hingga ia diusir karena tidak mampu membayar pajak.

Pada saat itulah ia melahirkan seorang anak, dinamai Robert, yang ayahnya merupakan seorang pekerja ladang bernama Noah Johnson. Tidak mendapatkan sambutan yang baik dari Charles Dodds, Julia Dodds menjadi seorang buruh serabutan, kadang ia harus menuai kapas dan tinggap di kemah pekerja ladang. Selama hampir sepuluh tahun, Julia Dodds selalu berusaha untuk berkumpul kembali bersama keluarganya, tetapi Charles Dodds tidak pernah berhenti pula menolaknya (karena perselingkuhannya). Walaupun Charles dodds mau menerima Robert, namun ia tidak pernah bisa memaafkan istrinya. Dalam masa kecilnya, Robert mengetahui siapa ayahnya yang sebenarnya, dan pada saat itulah ia mulai menamakan dirinya sebagai Robert Johnson.

Sekitar 1914, Robert Johnson pindah bersama keluarga Charles Dodds, termasuk saudara-saudara dari ibunya (Julia Dodds) maupun dua saudara dari ibu tirinya (yang dinikahi Charles Dodds di Hazel Hurst). Robert pun menghabiskan sebagian waktunya di Memphis, dan diberiatakan dari tempat inilah ia mulai mempelajari gitar dibimbing oleh Kakak setengah genetiknya (seibu tidak seayah).
Robert tidak pernah berkumpul dengan ibunya yang akhirnya menikah beberapa tahun kemudian. Di akhir dekade, ia kembali ke Delta Misissipi untuk tinggal bersam ibunya dan ayah tiri barunya (Dusty Willis). Robert dan ayah tirinya, memiliki sedikit toleransi yang sama dalam bermusik, tidak sejalan, dan Robert harus mengendap-ngendap untuk meninggalkan rumah untuk bergaul bersama teman-teman musisinya. Selain gitar alat musik yang ia kuasai adalah harmonika dan harpa Yahudi (Jew’s harp).


Musisi Blues


Robert mulai berkelana mengelilingi daerah Delta, dengan menggunakan bis, kereta api, dan kadang harus berjalan kaki. Berdasarkan pada cerita rakyat setempat, Robert Johnson diceritakan sebagai seorang pemuda kulit hitam yang hidup diperkebunan di daerah pedalaman Misissipi. Diselimuti oleh hasratnya yang besar menyala-nyala untuk menjadi musisi blues terbaik, ia diberi pentunjuk agar membawa gitarnya melintasi suatu tempat dekat perkebunan Dockery pada malam hari. Di sana ia bertemu dengan seorang kulit hitam berbadan besar (Iblis), yang merampas gitar Johnson, menyusun nada dasarnya sedemikian rupa sehingga mampu memainkan apapun yang disukainya (Iblis). Ia pun mengembalikan gitar itu namun harus ditukar dengan nyawa Robert Johnson. Semenjak itulah akibat dari sebuah pertukaran magis, Robert menjadi raja dari Blues Delta, ia mampu untuk bernyanyi, bermain, dan meciptakan blues terbaik yang pernah didengarkan oleh banyak orang. Sumber dari cerita legenda ini tidak jelas, beberapa teman Robert, seperti Johny Shines mengatakan bahwa ia mendengarkan cerita dan gambarannya selama hidupnya.

Ketika Robert tiba di sebuah kota yang baru baginya, ia harus mengamen di sudut kota, di salon rambut, dan di restoran, untuk mendapak beberapa sen uang. Ia memainkan apa yang diinginkan oleh audiensnya—bukan lagunya sendiri dan tidak selalu blues. Dengan kemampuannya untuk menirukan lagu yang pertama kali ia dengar, robert tidak memiliki kesulitan untuk memberikan apa yang audiensnya inginkan. Dari situlah ia kemudian mengenal Johny Shines, seorang musisi yang ditemui Robert di tahun 1933 dan kemudian berpetualang bersamanya.

Johny pernah berkata, “Robert Johnson was a rambling man who was ready to hop a freight at the drop of a hat.” Johny menambahkan perkataannya, “He was a natural rambler” (penggerutu,tukang ngoceh).

Robert berpetualang ke banyak tempat yang bisa ia kunjungi, dari kota ke kota memainkan musik blues. Pada masa ini Robert memiliki sebuah pemikiran akan pentingnya tali persahabatan, ia pun berteman dengan Estella Coleman, seorang perempuan yang berusia sekitar 15 tahun lebih tua dari umurnya dan merupakan ibu dari mususu Robert Lockwood, Jr. Bagaimanapun memliki banyak perempuan, di mana saja ia bermain musik. Robert pernah meminta seorang gadis muda untuk tinggal bersama keluarganya (si gadis), dan kebanyakan jawabnya adalah ya!—sampai kekasih mereka datang, Robert pun siap untuk pergi.

Rekaman


Sekitar tahun 1936, Robert memesona H.C. Speir di Jackson, Misissipi, ia adalah seorang pengusaha toko dan pemandu bakat. Speir, adalah seseorang yang banyak menolong musisi blues. Ia memperkenalkan Robert pada Ernie Oertle, yang menwarkan untuk merekam para musisi muda di San Antonia, Texas. Pada sesi rekaman, yang berlangsung 23 November 1936 dalam sebuah ruangan di landmark Gunter Hotel, sebuah studio sementara yang disediakan oleh Brunswick Records, diceritakan bahwa Robert harus rekaman menghadap tembok. Ini membuktikan bahwa ia adalah seorang pemalu dan berhati-hati, album itu diberi judul King of The Delta Blues Singers.

Robert sangat gugup dan merasa terganggu (intimidasi), tetapi mungkin saja ia hanya mencoba fokus dan berusaha membangkitkan sisi emosional ketika bernnyanyi. Pada saat shift rekaman pertamanya di studio. Namun dengan bernyanyi menghadap ke tembok merupakan salah satu tehnik pengambilan suara yang menghasilkan efek akustik ditambah efek studio sehingga menjadi paduan yang baik. Dalam sesi yang dilakukan dalamtiga hari, Robert memainkan 16 lagu pilihan, dan direkam dengan versi beragam sehingga memiliki banyak pilihan. Ketika sesi rekaman berakhir, Robert ia akhirnya kembali ke kampung halamannya; mungkin karena ia memiliki uang banyak yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya dari bernyanyi serta dalam hidupnya.
Lagu-lagu yang direkam (di San Antonio) oleh Robert di antaranya, “Come On In My Kitchen,” “Kind Hearted Woman Blues,” “I Believe I’ll Dust My Broom,” dan “Crossroad Blues.” Lagu “Come On In My Kitchen” memiliki lirik yang unik dan cukup menggelikan seperti :

"The woman I love took from my best friend’
Some joker got lucky, stole her back again,
You better come on in my kitchen,
it's going to be rainin' outdoors."


Sementara pada lagu “Crossroad”:

"I went to the crossroads, fell down on my knees.
I went to the crossroads, fell down on my knees.
I asked the Lord above, have mercy, save poor Bob if you please.
Uumb, standing at the crossroads I tried to flag a ride.
Standing at the crossroads I tried to flag a ride.
Ain't nobody seem to know me, everybody pass me by."



Setelah rekaman yang pertamanya itu sukses, ia pun kembali merekam beberapa lagunya seperti, “Terraplane Blues” dan “Last Fair Deal Gone Down” dan lagu Terraplane mencapai penjualan 5.000 kopi.
Pada tahun 1937, Robert melakukan perjalanan ke Dallas, Texas, untuk sesi rekaman berikutnya di studio Brunswick Record Building, 508. Park Avenue. 11 lagu dari rekaman ini akan langsung diluncurkan pada saat sesi rekaman selesai. Di antara 11 lagu ada sebuah lagu posthoumous bagi Robert nantinya seperti, “Stone in My Passway”,”Me and The Devil,” dan “Hellhound On My Trail”. Khususunya lagu “Stone In My Passway” dan “Me and The Devil” keduanya menceritakan sebuah pengkhianatan, sebuah tema yang selalu ada di dalam Country Blues (blues tradisional). Lalu yang mengejutkan adalah “Hell Hound On My Trail”—tema lain yang cukup menakutkan juga mengenai iblis—seringkali dipertimbangkan untuk disebut sebagai aliran yang baru dalam musik blues. Tema lain yang Robert adalah mengenai impotensi (“Dead Shrimp Blues” dan “Phonograph Blues”) dan ketidaksetiaan (“Terraplane Blues”, “If I Had Possession Over The Judgement Day”dan “Love in Vain”).
Enam lagu Robert yang sering menyebutkan kata devil (iblis) dan beberapa kata supernatural lainnya. Terdapat pada lagu “Me and The Devil” dia memluainya dengan:

"Early this morning when you knocked upon my door,
Early this morning, umb, when you knocked upon my door,”
Dan berkata,
“Hello, Satan, I believe it's time to go,
‘before leading into’
You may bury my body down by the highway side,
You may bury my body, uumh, down by the highway side,
So my old evil spirit can get on a Greyhound bus and ride.”




Di katakan dalam lagu ini bahwa kata “devil” tidak semata-mata mengacu kepada setan yang ada dalam literasi Kristiani, tetapi lebih pada ‘Dewa penipu’ yang ada di dalam kepercayaan bangsa Afrika.

Kematian Sang Iblis


Dalam tahun-tahun sisa hidupnya, Robert diyakini pernah mengunjungi St. Louis dan mungkin juga Illinois, lalu beberapa kota di bagian timur Amerika. Ia menghabiskan banyak waktunya di Memphis dan berkeliling di Misissipi Delta dan Arkansas. Ia merekam dan meluncurkan enam album di daerah Selatan di bawah naungan Race Records.
Ia meninggal pada 16 Agustus, 1938, pada usia 27 di sebuah desa dekat Greenwood, Mississipi. Setalah ia bermain selama beberapa minggu di sebuah kota yang jauhnya 15 mil (24Km) dari Greenwood.

Ada beberapa teori mengenai kematiannya, hal itu berdasar pada kematian Robert yang terlihat tidak wajar. Seperti versi yang ada di bawah ini:


* Suatu malam Robert menggoda seorang perempuan di sebuah pesta dansa, ada yang mengatakan bahwa perempuan tersebut adalah istri seorang pengusaha klub malam–tempat Robert bernyanyi, dan Robert dikatakan meninggal karena meminum Whiskey yang telah diracuni sebelumnya. Ada yang mengatakan bahwa perempuan itu adalah perempuan simpanan.

* seorang peneliti yang bernama Mack McCormick pada 1970 mengklaim bahwa Roberts diracuni dan ada seseorang yang mangakuinya. Ketika Robert ditawari botol Whiskey, teman dan termasuk Sonny Boy Williamson (legenda Blues) mengatakan bahwa Robert terlalu banyak minum dan harus menghentikannya, tidak menerima botol yang telah dibukakan sebelumnya. Namun Robert berbalik mengatakan,”jangan pernah menjauhkan sebuah botol dari tanganku.” Segera setelahnya, ia menerima untuk kedua kalinya botol yang telah dibuka sebelumnya, dan itu adalah botol yang mengandung strychnine. Robert diceritakan sakit pada malam itu juga, dan harus dipapah untuk bisa ke kamar mandi. Tiga hari berikutnya ia semakin parah dan memburuk, beberapa saksi menyatakan bahwa menjelang ajalnya Robert terlihat kejang dan begitu kesakitan—sebuah gejala keracunan strychine. Strychine merupakan salah satu zat kmia yang biasa terdapat pada pestisida, dan sangat mematikan walaupun rasanya pahit, tetapi walau satu tetes saja pada sebotol Whiskey akan mematikan orang yang meminumnya.

* ada pula yang mengatakan bahwa Robert meninggal akibat ditusuk oleh suami yang di liputi rasa cemburu.



Selain kematiannya yang kontroversi, lokasi makamnya pun demikian misteriusnya dan sampai-sampai memiliki tiga nisan yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 1980 dan 1990-an bahwa Robert dikuburkan di sebuah pemakaman tidak jauh dari Greenwood, yang bernama the Mount Zion Missionary Baptist, Morgan City, Mississipi, tanpa menggunakan nisan. Dan dilokasi ini berdiri pula Sebuah tugu peringatan yang dipersembahkan oleh Columbia Records. Penelitian yang lebih baru lagi mengatakan bahwa makam Robert Johnson berada dibawah pohon Pecan yang besar di kompleks pemakaman Little Zion Church, Greenwood Utara, dan Sony Music memasang tugu peringatan di sini.

Pada tahun 1938, Columbia Records memroduseri John Hammond yang memiliki beberapa lagu Robert, mengajaknya untuk membukukan tersebut dari awal, “From The Spiritual to Swing” sebuah konser di Carnegie Hall di New York. Dengan alasan masih mempelajari kematian Robert, Hammond mengajak Big Bill Broonzy untuk menggantikannya, namun masih memainkan dua lagu Roberts di panggung. Robert Johnson memiliki seorang anak laki-laki, Claude Johnson, dan cucu yang tinggal di sebuah kota dekat Hazlehurst, Mississipi.

Rabu, 18 Maret 2009

Courtney Love (Hole)


Courtney Love memiliki nama lahir Love Michelle Harrison, terlahir di San Francisco, California, AS, 9 Juli 1964. Ia adalah rocker Amerika yang terkenal sebagai personel grup musik rock Hole.

Penyanyi yang oleh majalah Rolling Stone dikatakan sebagai the most controversial woman dalam sejarah rock ini selain sebagai penyanyi juga dikenal sebagai penulis lagi, music producer, film producer dan aktris. Karir profesionalnya di dunia musik diawali lewat grup musiknya, Faith No More hingga dirinya keluar dari grup tersebt 1985.

Sementara karirnya sebagai aktris diawali saat dirinya membintangi biopic SID AND NANCY (1986) menyusul kemudian STRAIGHT TO HELL (1987). Selain dirinya juga menjadi bintang video klip sejumlah group band. Pernyanyi yang pernah masuk nominasi Golden Globe ini menikah dengan pentolan grup musik Nirvana, almahun Kurt Cobain, yang menikahinya pada 1992. Namun sebelumnya Courtney menikah dengan James Moreland dan bercerai pada 1989.


Sebelum menceritakan ulah-ulah nya Courtney love. Gw ingin memberikan sedikit informasi tentang pertemuan nya dengan cobain yg dijadikannya sebagai pasangan hidupnya. Pertemuan pertama Cobain dengan Courtney Love terjadi pada salah satu tur Nirvana. Disitu Hole [bandnya Courtney] tampil sebagai pembuka. Gue inget cara mereka kenalan unik banget, dimana Cobain yang badannya cungkring itu musti berantem [dalam arti sebenarnya] sama Courtney yang badannya lebih bongsor ketimbang Cobain saat Courtney ngebecandain Cobain di backstage. Dan disitu si Cobain berantem ala wrestling sama Courtney, cuman untuk bisa kenalan aja.


Anyway... masa masa Kurt Cobain ngejar si Courtney ini menjadi salah satu awal penyebab bentrok personal antara Cobain & Nirvana versus Billy Corgan dan Smashing Pumpkins. Hal ini karena Cobain yang beneran suka ama Courtney [dimulai semenjak Cobain pertama kali nonton video stripteasenya Courtney] musti jadi rivalnya Billy Corgan yang duluan kenal Courtney dan pengen ngejadiin Courtney sekedar grupisnya Smashing Pumpkins. Dan Courtney ini sebenarnya gak jauh beda sama si Molly, kecuali dalam hal bahwa Courtney Love pernah ngalamin kehidupan berantakan yang kurang lebih sama kayak hidupnya Cobain. Dan persamaan inilah yang bikin Cobain ngerasa bener bener diterima seutuhnya sebagai manusia. Semenjak saat itu mereka emang pacaran, dan kadang cara cara mereka berkomunikasi itu sangat aneh. Pernah gak kalian pacaran trus ngungkapin perasaan pake tuker tukeran potongan rambut sama surat cinta sama pasangan kalian ? Gak yakin deh ... paling banter kalian tuker tukeran posisi ML ... Hahaha ... Btw keanehan ini dialamin Cobain sama Courtney. Potongan rambut blondenya Cobain sama potongan rambut blondenya Courtney dituker tuker gitu saat mereka cuman bisa komunikasi jarak jauh karena kesibukan band mereka. Bahkan keanehan keanehan hubungan mereka ini berlanjut juga saat mereka menikah. Cobain pernah ngomong saat diinterview sama majalah [Rolling Stone kalo gak salah] ... dan dia ngomong "Courtney is the greatest bitch that i wanna fuck everyday". Ini adalah salah satu cara Cobain untuk ngomong kalo dia mau resmi nikahin si Courtney.


Dan memang Courtney ini menyita perhatian si Cobain. Saat mereka udah nikah, di salah satu tur Nirvana, di kamar hotel pasca manggung. Disitu Cobain ngusir temennya yang pengen ngajakin mabuk pake heroin [dan kemudian menyebut Courtney sebagai monster dengan busana g-string], bahkan juga cleaning service hotel yang pengen beresin kamar. Di depan pintu kamar hotel mereka dikasih tulisan Cobain yaitu Go Out, We're Fuck !!!

Tapi dari pihak lain menyebutkan klo Love adalah yang membuat Nirvana hancur. Seperti yang Danny Goldberg katakan. Danny Goldberg, mantan manajer Nirvana, menuturkan bahwa Courtney Love adalah racun yang hadir di dalam band grunge pertama tersebut. Menurut Goldberg, Love memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan Cobain melawan heroin dan bertindak sebagai juru bicara Nirvana.


"Kehadiran Courtney adalah sebuah metafora untuk akhir dari satu era dalam kehidupan band itu dan awal dari era lain," tulisnya dalam bukunya yang akan segera dirilis, BUMPING INTO GENIUSES: MY LIFE INSIDE THE ROCK AND ROLL BUSINESS.

Goldberg membahas sebuah kejadian di mana dia memberikan uang pada pasangan itu, dia percaya mereka akan menghabiskannya untuk membeli heroin. Akhir minggu di bulan Januari 1992 di mana Nirvana muncul pertama kali di 'Saturday Night Live' adalah titik balik yang membuka masalah heroin itu. Masalah inilah yang menghantui Kurt sepanjang hidupnya. "Courtney memanggilku di rumahnya suatu pagi saat acara itu diudarakan," lanjut Goldberg. "Dan dia memintaku untuk memberikan Kurt US$5000 tunai sehingga mereka bisa 'berbelanja'." "Aku merasa tidak nyaman saat aku memberikan US$100 pada Love di hotel," terangnya. "Lalu awan gelap kecanduan obat memasuki kehidupan band tersebut. Aku dihadapkan pada banyak kebohongan dan kematian yang ditunjukkan oleh para pengguna heroin."


Anyway sosok dari Courtney sendiri yg menjadi banyak perhatian public. Tidak kalah dengan suaminya Courtney sendiri terkenal dengan aksi2 yang membuatnya berurusan dengan kepolisian setempat.. Karena dinilai bersikap kasar, penyanyi rock ini akhirnya ditahan pihak kepolisian. Love ditangkap ketika pesawat yang ditumpanginya tiba di Heathrow Airport, London. Seperti yang dilaporkan Reuters, Love memperlakukan para kru pesawatnya dengan semena-mena selama perjalanannya ke London. Yah udah kaya pesawat pribadi nya aja. Tak hanya itu, ia juga dianggap menjadi penyebab tertundanya sejumlah jadwal penerbangan. Love membuat kekacauan dan berperilaku kasar terhadap para kru di pesawat berpenumpang sekitar 200 orang itu


Sebenarnya masalahnya sepele sih. Memang love nya aja yg ingin bikin ulah. Dalam perjalanannya, Love menolak duduk dan memasang sabuk pengaman seperti yang telah diinstruksikan kapten pesawat ketika pesawat hendak mendarat. Setelah pendaratan, Love langsung diciduk oleh polisi yang telah menunggunya sekitar 20 menit. Dalam sebuah tayangan televisi, terlihat sang penyanyi berjalan terhuyung-huyung sambil memperlihatkan senyum kepada para fotografer. Yah itulah Courtney..


Beberapa hari setelah adegan itu, Love, lagi-lagi bikin ulah. Kali ini, ia jadi harus berurusan dengan pihak berwajib. Love ditangkap aparat di sebuah klab malam di New York, setelah melempar mikrofon hingga melukai kepala seorang pria. Love ditangkap atas tuduhan melakukan penyerangan dan bertingkah ugal-ugalan hingga bisa membahayakan orang lain. Love sebenarnya baru saja mendatangi kantor pengadilan di Beverly Hills, California, untuk mendengarkan putusan yang menyatakan bahwa dirinya akan dituntut atas kasus penyalahgunaan obat-obatan. Dari penggunaanya dengan drugs, love sempat masuk panti rehabilitasi kecanduan obat terlarang. Tetapi ternyata memiliki hikmah tersendiri buat Courtney Love. Meski harus menjalani serangkaian terapi, ternyata Courtney masih punya cukup waktu untuk menulis lagu yang dirilisnya sebagai album keduanya.

Love banyak membuat ulah dan harus banyak berurusan dengan kepolisian. Dari keterlibatannya dengan obat-obatan terlarang, trus ulah aneh yang kerap dilakukannya hingga melakukan penganiayaan


Sikap urakan Love, memang bukan kali pertama dilakukannya. Baru-baru ini, ia diadili atas tindakannya berpose bugil di salah satu hotel di London, Soal pose bugilnya memang sudah jadi ciri khas nya Love. Dari setiap aksi panggungnya Love selalu memanjakan para penontonya dengan aksi menunjukan payudaranya kepada penonton. Tidak hanya saat dia bermain di panggung. Saat menjadi bintang tamu di acara Tv show with David Letterman, Love nekad naik meja pembawa acara, David Letterman, lalu tanpa banyak omong, ia mengangkat pakaian dan menunjukkan payudaranya kepada sang pemandu acara. Jelas saja, adegan nyeleneh Love itu, membuat Letterman tertawa.


Bahkan Lenny Kravits bintang artis rock ikut berbicara tentang kelakuan love di rumahnya. Karena Lenny Kravits sendiri adalah tetangga sebelahnya. Lenny Kravitz mengatakan dia senang bertetangga dengan Courtney Love karena wanita ini sering berlari kemana-mana dengan telanjang.


Kravitz menyatakan pada Ratethemusic.com bahwa Courtney adalah "tetangga paling menggairahkan yang pernah dimilikinya". "Bayangkan saja,saat anda membuka lift dan dia ada disana, telanjang. Penjaga pintu akan mengatakan: "Dia telanjang, berlari disepanjang lobi." Kata Kravitz

Sabtu, 14 Maret 2009

Kurt Cobain (Nirvana)


KURT Cobain dan Nirvana-nya di awal tahun 90-an memang menjadi fenomena tersendiri. Kurt Cobain lahir di Aberdeen, sebuah kota yang khas dengan industri penggergajian di negara bagian Washington, 20 Februari 1967. Sejak kecil ia sudah memperlihatkan berbagai bakat dan kecerdasan, baik di bidang olahraga maupun seni. Kurt masuk dan berperan besar dalam tim bisbol dan gulat di sekolah. Dia juga sangat menyukai pelajaran seni dan senang melukis.

Tapi kehidupan Kurt dalam keluarganya begitu suram, terutama sejak perceraian orangtuanya, ketika ia berusia sembilan tahun. Peristiwa itu menjadi bencana emosional terbesar dalam hidupnya. Kurt jadi membenci orangtuanya. Apalagi ketika ayahnya menikah lagi dan ibunya berpacaran dengan pemuda yang umurnya hanya tujuh tahun lebih tua darinya.

Peristiwa itu mengubah Kurt menjadi sosok pemurung, tertutup, dan berandal. Kurt kemudian mulai berkenalan dengan dunia obat-obatan hingga akhirnya putus sekolah.

Kurt gampang dikenali dari gaya berpakaiannya yang sangat urakan, terkesan kumuh dan betul-betul anti kemapanan. Selaras dengan jenis musik yang diusungnya. Wajahnya tampan, namun lebih sering terlihat kuyu dan tak terurus. Kurt jelas adalah orang yang tak pernah peduli pada penampilannya sendiri.

Kurt adalah seorang yang penuh kontroversi. Ini tak lepas dari kepribadiannya yang susah ditebak dan cenderung introvert. Namun, meski introvert Kurt tetap mampu menciptakan sederet musik yang kemudian jadi muara perlawanannya. Perlawanan terhadap banyak hal.

Musik yang diusung Kurt dan bandnya-Nirvana-sekilas memang jauh dari rasa indah. Bunyi gitar yang kasar dan penuh distorsi dengan gebukan drum dan betotan bas yang garang disempurnakan dengan lirik yang simpel dan kadang sangat pendek. Namun sesungguhnya di situlah letak keindahan musik Nirvana. Simpel dan tidak macam-macam.

Sayangnya, popularitas yang datang dengan cepat itu membuat Kurt jadi labil. Sifatnya yang susah ditebak, akhirnya jadi makin susah ditebak. Di atas panggung, hobi menghancurkan instrumentnya makin menjadi-jadi. Di luar panggung, dengan kehidupan yang nyaris tak bisa dimengerti orang lain, Kurt jatuh ke pelukan heroin. Pusat rehabilitasi menjadi langganannya. Band jadi mulai terlantar, beberapa tur akhirnya dibatalkan karena Kurt kadang terlalu mabuk untuk naik ke panggung. Banyak kritikus musik menyebutkan di albumnya Nevermind, nirvana disebut merupakan salah satu album paling jenius dalam sejarah musik. Sekaligus juga penanda mulai dekadensi Nirvana dalam sejarah musik mereka. Disini kecanduan heroin Cobain semakin parah, bahkan masuk level tak tersembuhkan. Tercatat disini ia mulai keluar masuk panti rehabilitasi, namun tetap gak sembuh sembuh. Ada satu hal yang lucu yang terjadi saat ia di panti rehab. Nirvana yang biasa jadi perusuh konsernya GNR bahkan sering ngerusakin alatnya GNR dan berantem sama Axl dan Duff, saat mereka sama sama masuk di panti rehab, malah terlihat bercanda bareng. Goblok ... Traumatic mentalnya Cobain juga semakin meningkat karena ingatan ingatan personal masa lalu yang selalu muncul saat Cobain make narkoba. Drugs don't works anymore ... and Drugs isn't heaven anymore ... Bahkan Cobain seringkali sensitif sama hal hal kecil dalam kehidupan sehari hari. Contohnya saat tidak sengaja ia melihat seekor kucing hitam melintas di jalan, ia teringat sama Puff, kucing piaraan sekaligus teman bicara di masa kecilnya yang hilang. Puncaknya adalah saat dia kabur dari pusat rehabilitasi sambil membawa sepucuk pistol hadiah ulang tahun dari seorang sahabatnya. Orang-orang yang mencintainya kebingungan mencari sang bintang. Pada fase ini, Kris Novoselic dan Dave Grohl sudah mencium tanda bahwa Nirvana akan bubar. Dan memang semenjak ini Nirvana mengalami kemunduran dan puncaknya adalah saat Cobain meninggal.

Kurt nekad mengakhiri hidupnya sendiri. Di atas sepucuk surat yang menjadi suicide notes-nya Kurt mengungkapkan alasan kenapa dia memilih jalur pintas tersebut. Kurt mengaku tidak bisa lagi menikmati semua sorotan yang diarahkan kepadanya. Sorak-sorai para fans dan gegap gempita sebuah panggung tak lagi mampu memikatnya. Bahkan Kurt mengaku bersalah telah menjalani semua itu tanpa perasaan suka. Di ujung suratnya Kurt menuliskan kata terakhirnya, lebih baik padam daripada pudar, it’s better been burn than fade away…

Saat ditemukan, jasad Cobain udah membusuk, salah satu sisi tengkoraknya hancur lebur oleh peluru kaliber 9 mm, dan wajah gantengnya hampir tidak bisa dikenali lagi. Namun yang jelas kematiannya tidak hanya bikin Courtney Love istrinya meraung raung diatas jasadnya, namun juga semua orang orang terdekat Cobain juga kehilangan. Dari kedua orang tua Cobain, adik perempuannya, kemudian Kris Novoselic, Dave Grohl dan kawan kawan, serta mantan pacar Cobain yaitu Molly yang datang dan berduka di upacara pemakaman Kurt Cobain. Bahkan disini Kris Novoselic sempat mengatakan sebuah pidato singkat pelepasan yang intinya mengenang Cobain. Kata kata Kris Novoselic yang terkenal ini yaitu "If You Have a Heart and You can play guitar, Then I'ts gonna be a great song". Kemudian kata kata inilah yang jadi quote memorial terhadap karir musik Kurt Cobain. Bahkan pasca meninggalnya Cobain ini, banyak remaja di berbagai belahan dunia yang selain berduka, juga ikutan bunuh diri karena mereka merasa kehilangan pahlawan mereka. Tercatat paling banyak di Australia, dimana hampir sekitar 1000 remaja bunuh diri dalam kurun waktu sebulan semenjak Cobain meninggal.

Noel & Liam Gallagher (Oasis)


Noel Gallagher memiliki nama lengkap Noel Thomas David Gallagher, lahir di Burnage, Manchester, Inggris, 29 Mei 1967. Ia adalah seorang penulis lagu dan juga penyanyi, selain juga dikenal sebagai gitaris untuk grup musik Oasis. Saudara tua, Liam Gallagher yang juga vokalis grup musik Oasis itu dalam perjalanan hidupnya mengalami kekerasan dalam rumah tangganya, dari bapaknya yang pecandu alkohol. Noel bahkan akhirnya menjadi pencandu obat-obatan. Lyric dan lagu mereka yang manis, seperti tembangnya Don’t look back d’anger, Stand by me dan Morning glory. Membuat group musik Oasis dikenal dengan pure nya musik Britpop ini sempat beberapa kali memuncaki chart lagu di sana. Tapi dibalik kesuksesan tersebut, Noel dan liam Gallagher menjadi sosok yang sinis dan Arogan. Bahkan para musisi seniornya pun menjadi korban ungkapan-ungkapan miring dari mereka berdua.

Contohnya Bono seorang musisi dari group band U2 pun pernah mendapat ocehan-ocehan yg tidak enak dari Noel Gallagher. Noel Gallagher berpendapat bahwa Bono seharusnya menghentikan semua 'propaganda pengentasan kemiskinan' di Afrika. Gitaris grup Oasis itu merasa muak dengan semua kampanye yang dilakukan oleh pentolan dari grup U2 itu, untuk mengakhiri kemiskinan di negara-negara belahan 'dunia ketiga' dan menyatakan bahwa para penggemar Bono tentunya tak ingin terus-menerus 'digurui' oleh idola mereka. Noel mengatakan pada surat kabar Inggris, Daily Telegraph, "Bono harusnya segera menghentikan segala ocehannya tentang Afrika. Orang-orang tak mau mendengar hal itu terus-menerus."

Selain itu Noel juga pernah berseteru dengan Robby Wiliams. Perseturan antara Robbie WilLiams dan Noel Gallagher makin bertambah seru. Salah satu anggota grup musik Oasis ini mengeluarkan kata-kata kotor kepada Robbie setelah mengorganisir sebuah ajang musik bergengsi di Inggris, BRIT Awards. Ia memilih tidak memasukan album terakhir Robbie, RUDEBOX ke dalam daftar nominasi. "Dia cenderung menyerahkan dirinya sebagai orang ketiga, Robbie WilLiams sudah jelas merupakan karakter orang seperti itu dan musik yang dibuatnya sangat buruk. Dan aku rasa Robbie juga akan sependapat dengan itu," katanya dengan nada jengkel kepada surat kabar Inggris, Daily Mirror. Robbie dikabarkan sangat kecewa dengan Noel dan Oasis saat mengetahui bahwa grup band tersebut yang mengumpulkan calon-calon yang akan tampil di ajang musik BRIT Awards, yang akan berlangsung di London's Earls Court. Noel dan Liam memang sudah berseteru lama dengan Robbie sejak tahun 2000 lalu. Saat itu, Noel menyebutnya, 'Si gendut dari Take That'. Sedangkan Robbie membalas Liam dengan sebutan 'Si cebol yang enerjik' dan ia juga menantang Liam, yang bertunangan dengan mantannya, Nicole Appleton, untuk bersaing dalam ajang tahunan, BRIT Awards.

Penulis lagu ini juga mengkritik pentolan grup rock Radiohead, Thom Yorke, Yang juga saingan terberat nya di blantika musik Britpop, karena selalu 'mencekoki' para penggemarnya dengan sikap politiknya. Noel menyarankan agar Thom lebih fokus ke musik saja dan menulis lagu-lagu rock yang 'hebat'. "Thom Yorke duduk di depan piano dan menyanyikan lagu-lagu yang bermuatan politik selama kurang lebih setengah jam. Siapakah yang mau mendengarkannya? Kalau dia mau menyadari, orang-orang sebenarnya ingin mendengar ia menyanyikan CREEP. Itu saja," kata Noel. "Aku tidak pernah kuliah. Aku tidak tau bagaimana cara melukis - Aku tidak pernah ke sekolah seni," kata Noel. Thom kini membalas kata-kata Noel dalam situs resmi milik Radiohead. Dalam postingnya dia menulis, "Aku pernah berkuliah. Itulah mengapa aku bisa menghargai artis lain." Thom Yorke mengungkapkan ketidak senanganya kepada Noel Gallagher dengan mengatakan kepada gitaris Oasis ini untuk belajar menghormati orang lain. Vokalis Radiohead itu membalas perlakuan Noel yang mengatakan tentang lirik ciptaannya yang jelek dan musiknya yang berirama depresi.

Tidak merasa cukup puas, Soudara tuanya Liam Gallagher pun angkat bicara. Dengan menyebutkan klo Crist Martin vokalis Coldplay dengan cercaaan sebutan “You are a plant pot”. Kejadian itu bermula ketika Chris, menaiki panggung untuk menerima pengahargaan The Best Act In The World Today di ajang bergensi tersebut. Chris semula mempermainkan Liam dengan memindahkan mic agak tinggi, hingga Liam agak merasa lebih rendah sambil meraih. Saat-saat seperti itu Cris berseloroh, "Maaf, Liam sedikit lebih pendek daripada saya." Menurut The Sun, Liam kemudian berteriak, "Go on, have a pop. You're a plant pot." (pergilah, nikmati musik pop. Kamu adalah tumbuhan dalam Pot). Tetapi gurauan disambut disambut seloroh juga oleh Crish, “Kami tidak berkelahi dengan siapa pun kecuali George Bush dan orang-orangnya. Walaupun Liam kasar, saya berpikir dia sedikit mempesonakan.". Memang kejadian ini hanya terjadi diatas pangung, terbukti saudara Noel Gallagher malah terlihat akrab dengan Chris di belakang layer, berfoto bersama.

Sinis dan ceplas-ceplos sudah jadi ciri khas mereka. Baru-baru ini, pentolan Oasis ini berkoar-koar kalau dia bisa lebih besar dari Elvis Presley jika memutuskan bersolo karir. "Aku bisa melakukan semua itu dengan mudah, tapi jika aku jadi penyanyi solo, aku akan jadi yang terbesar di negeri ini, tak ada kekacauan, kurang dari setahun, tapi aku lebih senang tetap bersama band. Lebih menyenangkan. Tapi jangan pernah berpikir kalau aku tak bisa melakukannya. Aku bisa. Bahkan aku bias lebih besar dari Elvis. Yakin," ujar penyanyi asal Inggris ini.
Tapi dibalik banyak nya cercaan yg mereka berdua keluarkan pada musisi lain. Sebenarnya Gallagher bersaudara ini sering mengalami masalah intern. Hubungan adik kakak ini tidak harmonis dan sering terjadi pertikaian antara mereka berdua. Liam dan Noel Gallagher tidak mau berbicara lagi. Liam ‘mengamuk’ selama pertunjukan berlangsung di Italia dan meninggalkan kelompoknya untuk menyanyikan tiga lagu tanpa dirinya. Menurut the Sun, Noel mengatakan: “Saya tidak mau berbicara dengan Liam lagi. Saya tidak bisa. Karena selalu berakhir dengan pertengkaran. Dia berteriak seperti seorang anak muda yang mencari perhatian. Begitu menyedihkan..!.” tuturnya.

Tetapi tetap saja naluri kekeluargaan mereka tetap ada. Terbukti Liam merasa khawatir terhadap saudara laki-lakinya Noel atas kecelakaan yang dialaminya karena ulah penggemarnya sendiri Sang gitaris yang juga bercita-cita menjadi pastor ini mengalami patah tulang rusuk saat konser band mereka di Toronto, Canada, 7 September lalu setelah seorang penggemar yang berlari di atas panggung dan menjegalnya hingga jatuh ke atas monitor yang ada di bawah panggung.Bintang Oasis, Liam Gallagher, merasa sulit untuk berkonsentrasi dengan tur bandnya.

Atas kejadian itu, Oasis lantas membatalkan sejumlah konser selama Noel menjalani masa pengobatan dan perawatannya. Dan meski sang bintang sudah kembali beraksi di atas panggung di Liverpool, Inggris, Liam masih cemas dengan keadaan kakaknya. "Konser berjalan bagus, sedikit khawatir juga tapi aku lebih mengkhawatirkan keadaan Noel, karena tulang rusuknya berangsur membaik tapi tetap saja dalam pikiran kita akan terus-menerus memikirkannya, Anda tahu kan maksudku?" kata Liam pada BBC. "Aku sedikit khawatir tentang dia, aku mencoba meyakinkan bahwa dia baik-baik saja. Tapi selain itu, semuanya baik-baik saja," imbuh Liam.

Jumat, 13 Maret 2009

Amy Winehouse "She's Drunked"


Amy Jade Winehouse populer dengan nama Amy Winehouse, lahir di Southgate, London, Inggris, 14 September 1983. Perpaduan musik jazz dengan musik ska membuatnya menjadi musisi Inggris yg paling popular. Lewat albumnya Black To Black, Dia memenangkan beberapa anugerah grammy award. Lantunan suaranya mampu menembus industri rekaman yang sebelumnya selalu didominasi pemusik dan penyanyi Amerika Serikat Tapi narkoba membuatnya terjungkir. Amy sekarang lebih dikenal sebagai budak narkoba. Berkali-kali dia berurusan dengan polisi. Ulahnya yang aneh-aneh, karena pengaruh buruk narkoba, membuatnya jadi bahan cibiran public.


Baru saja dikabarkan ingin menjalankan pola hidup sehat, penyanyi Amy Winehouse kembali buat ulah. Ia membuat resah para tamu hotel saat liburan di kepulauan Karibia. Amy yang sudah terlalu mabuk tak lagi diperbolehkan minum oleh pihak hotel. Para pelayan pun menolak untuk menambah minumannya. Namun larangan dari hotel itu tak diindahkan oleh Amy. Ia malah berulah. Penyanyi yang hobi berdandan eksentrik itu bersimpuh dan berjalan dengan lutut dan telapak tangannya. Ia lalu memohon pada pengunjung lain untuk memberikan minumannya. Saat itu Amy hanya memakai celana pendek, serta blus dan bra yang sudah tersingkap. Sungguh kacau! Iya sering mabuk-mabukan dan berjalan-jalan tanpa busana yang pantas. Amy tampaknya sangat menggemari kehidupan pantai. Buktinya, setelah liburannya di St Lucia, penyanyi bermasalah ini tetap membawa gaya hidup di sana ke rumahnya. Amy topless di rumahnya di London. Setelah hampir tiga bulan lamanya berlibur di St Lucia, Kepulauan Karibia, Amy kembali ke rumahnya di London. Di rumahnya yang mewah, dengan santainya pelantun You Know I'm No Good ini membiarkan payudaranya terbuka tanpa ditutupi sehelai benang pun. Amy berkeliling rumah hanya mengenakan celana renang berwarna merah. Owh god..


Bahkan suaminya sendiri Blake Fielder-civil pun pernah terlihat membuat ulah bersama istrinya amy di sebuah hotel di London, Karena dengan mabuknya mereka berlari-lari keliling halaman hotel dengan tanpa busana. Gara-gara terlalu banyak mengkonsumsi alcohol dan beberapa jenis drugs lainnya, Amy sempat nyaris mati dua kali pada 2008 yang lalu. Ayah nya, Mitchel mengungkapkan bagaimana beratnya sebagai seorang ayah ketika harus melihat Amy mengurung diri seharian di kamar yang gelap. "Bahkan ia nyaris meninggal dua kali," tuturnya. Walaupun amy seorang pecandu berat, Tapi amy sendiri sedang berusaha untuk mencoba berusaha berhenti untuk menggunakan drugs. Dan ada kabar kalau dilihat dari sisi baik nya, Amy pernah menyelamatkan nyawa seseorang. Saat itu Amy Winehouse dielu-elukan bak pahlawan. Pasalnya, dia menolong seorang wanita yang perahunya menabrak karang.Wanita itu bernama Louise Williams. Dia tengah belajar berlayar ketika tiba-tiba perahunya menabrak karang. Louise pun terlempar dari perahu."Aku melayang dari perahu dan terjun ke laut. Amy berjarak 20 meter dari aku. Dia langsung menghampiriku dan mengangkatku dari laut. Dia sempat menanyakan apakah aku baik-baik saja," tutur Louise yang dikutip The Sun, Setelah ditolong dan diberi handuk, Louise meminta Amy untuk foto bareng. Amy yang diwawancara mengatakan, "Aku pikir dia akan mati. Aku sangat khawatir". Penyanyi dari Inggris ini sedang menikmati liburan di kepulauan Karibia. Sebelum dielu-elukan bak pahlawan, Amy sempat bikin ulah di sana. Dia menggoda karyawan hotel dan mencuri minuman. Lagi-lagi Amy!!

"Itu menunjukkan ada sisi baik dan buruk dari seorang Amy,"

Jim Morrison (The Doors) "king of acid rock"

Siapa sih yang ga kenal Jim Morrison. Sosok yang sangat Kontroversial bagi kalangan musik saat itu..Dan hal itu ga kan pernah terlupakan bwt para fans nya. Musik nya menjadi sebuah influence bagi beberapa pemusik lainnya. Walaupun Jim Morrison telah tiada tapi spiritnya tak akan pernah mati..

Nama Jim Morrison besar sebagai vokalis The Doors yang didirikan tahun 1965 di Los Angeles, bersama kibordis Ray Manzarek. Band yang paling kontroversial pada jamannya karena lirik yang samar, terkadang sangat vulgar dan tidak diduga. Nama The Doors melambung karena reputasi Morrison sebagai penantang, pemberontak, simbol seks dan “penghibur” sejati di atas panggung. Dia menikmati hawa yang mengikutinya sebagai bintang, walaupun pada akhirnya dia merasa tertekan dengan keterbatasan hidupnya sebagai public figure.

Kedatangan Jim Morrison dari The Doors saat itu berhasil memukau libido massa dalam waktu lama. Bahkan hingga saat ini. "Think of us as erotic politicians!” kata Jim tentang The Doors. Julukan sebagai Raja Kadal, Mr.Mojo Risin, Micky Mouse de Sade, King of Acid Rock, The Wild Shaman of rock. Jim sempat mengatakan dan menganggap dirinya adalah seorang perwujudan Kristus di dunia rock & roll. Dilihat dari Foto Jim yang berpose telanjang dada dikenal sebagai “singa muda” tersebut menjadi salah satu bukti akan sosok bintang dalam diri Jim Morrison.

Kemunculan The Doors dengan segala attitude keliaran yang membebaskan segala sesuatu dalam perwujudan lirik yang nakal, vulgar, seksi, namun intelek segera menarik perhatian. Ditambah performa Jim Morrison yang selalu meledak-ledak di atas panggung dan membuat sensasi keliaran The Doors semakin meluas. Tanpa Jim Morrison memang tidak akan ada The Doors.

Suatu malam di pertengahan Agustus menjadi sebuah momen penting dalam karir The Doors. Malam itu seperti biasa mereka tampil di Whisky-A-Go-Go. Mereka nekat membawakan “The End” yang berlirik kontroversial. Di bait terakhir Jim meneriakkan kalimat “Father, I wanna kill you,” yang langsung disambut oleh baris “Mother, I want to fuck you!” yang diikuti oleh gemuruh drum dari piranti drum John Desnmore, bunyi memekakkan kuping dari semua nada yang dibunyikan bersamaan dari piano Ray Manzarek, dan distorsi gitar meledak dari Robbie Krieger. Saat itu kenang Ray Manzarek, “Semua yang datang seperti terasuki dewa pemabuk Dionysion. Oedipus Rex muncul di Sunset Strip.” Akibatnya mereka langsung dipecat dari kontrak untuk bermain di klub tersebut karena dianggap memamerkan pornografi di atas panggung.

Jim makin larut dalam obat-obatan dan alkohol. Beberapa kali konser kerap berakhir dengan kerusuhan. Puncaknya saat Jim tampil di Miami. Gara-gara menghina polisi yang memukulnya Cuma karena dia terlihat berduaan dengan seorang fan di backstage membuatnya di penjara sesaat. Tetapi itu hanya awal semua keliaran dan petualangan Jim dengan pihak berwajib. Berbagai panggung kemudian menjadi arena atraksi ritual tarian dan musik serta luapan kata-kata yang pedas dan filosofis dari sang Raja Kadal. The Doors menjadi band berbahaya yang setiap konsernya selalu diikuti oleh polisi yang mengawasi polah dan ucapan Jim. Dan pada saat itu juga di depan sekitar 7000 penonton Jim yang mulai mabuk mulai melancarkan kata-kata pedas yang berisi slogan kebebasan dan perlunya sebuah revolusi atau perubahan untuk menghentikan semua peraturan dogmatis yang membatasinya. Puncaknya Jim melepas celana kulitnya dan menunjukkan penisnya di hadapan penonton. Kontroversi terjadi diantara penonton. Ada yang medukung. Ada pula yang marah besar. Apa yang terjadi saat itu menurut Ray Manzarek adalah sebuah halusinasi massa. Jim menggiring semua yang datang melihat The Doors pada sebuah titik. Titik dimana Jim ingin suara kebebasan yang diucapkannya dilaksanakan oleh siapapun yang mendengarnya. Buah dari aksi tersebut memaksa Jim harus berurusan dengan pengadilan. Jim mulai goyah. Badan makin gendut tidak terurus. Cambang dan berewok menutupi muka yang awalnya klimis. Teralienasi dan makin terbenam dengan alkohol dan obat-obatan bareng sang pacar the beautiful cosmic mate, Pamela Courson.

Jim sempat merekam puisi-puisinya pada 8 Desember 1970 bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-27. Puisi yang direkam Jim ini di kemudian hari diolah oleh tiga personel The Doors tersisa dalam sebuah album, An American Prayer. Bahkan Jim sempat membintangi sebuah film low budget berjudul Feast of Friends dan HWY bareng teman-temannya, Paul Ferrara, Frank Lisciandro, serta Babe Hill. Konser terakhir Jim bersama The Doors terjadi di New Orleans yang diakhiri dengan keributan, Jim menghantamkan microphone ke lantai panggung lantas melemparnya kearah penonton disusul dirinya melompat ke tengah penonton yang rusuh.

Tanggal 3 Juli 1971 Jim sebuah berita menggetarkan dunia. Jim meninggal di bathtub apartemennya tanpa sebab yang jelas. Tidak ada autopsy. Pamela yang terguncang tidak memperbolehkan pemeriksaan pada “suaminya.” Pamela lantas memakamkan Jim di Pere Lachaise pada 7 Juli 1971 di bagian makam tempat para penyair dimakamkan. Pamela kemudian meninggal karena over dosis di Hollywood pada 25 April 1974. Banyak rumor yang berkembang kalau Jim memalsukan kematiannya. Dia masih hidup, bersenang senang dan menikmati sandiwara kematiannya sendiri. Tetapi Danny Sugerman dalam buku Wonderland Avenue yang berisi salah satu interview terakhir dengan Pamela sebelum kematiannya mengatakan: Pamela telah mengakui kalau dirinya terlalu banyak memberikan Jim suntikan obat-obatan yang melebih batas hingga menyebabkan kematian Jim Morrison.