Mengenai Saya

Foto saya
Gw iqbal, kuliah di suatu perguruan tinggi negeri di bandung. Alasan gw buat blog ini. Gw hanya ingin mendeskripsikan gambaran apa yang gw rasakan, apa yang gw tahu dan apa yang terjadi.

Rabu, 03 Juni 2009

Jonis Joplin "QUEEN OF THE BLUE"


Riwayat Hidup


Janis Joplin terlahir dari pasangan Seth dan Dorthy (East) Joplin, 19 Januari 1943, di Post Arthur, nagara bagian Texas, Amerika Serikat. ayahnya seorang insinyur di sebuah perusahan yang bernama Texaco, sementara ibunya seorang sekretaris di sebuah sekolah bisnis. Ia memiliki dua adik kandung yang bernama Michael dan Laura. Keluarga Joplin merasakan bahwa Janis memerlukan perhatian yang lebih dibandingkan dengan dua saudaranya, ibunya mengatakan dia (Janis) tidak bahagia dan tidak senang jika tidak mendapatkan perhatian yang lebih—ia seorang gadis yang manja.
Selayaknya seorang remaja pada saat itu, ia senang bergaul dengan sekumpulan remaja yang diusir ataupun lari dari rumah orang tua. Salah satu dari mereka memiliki album blues seorang penyanyi Afro-Amerika, Bessie Smith dan Leadbelly, yang kemudian kedua penyanyi tersebut mempengaruhi keputusan Janis untuk hidup sebagai seorang penyanyi. Ia pun mulai bernyanyi walaupun dalam tingkat lokal—ia bergabung dengan paduan suara gereja. Ia pun semakin gencar mendengarkan rekaman-rekaman blues seperti Odetta dan Big Mama Thorton.

Ia pun kemudian mulai menyanyikan blues dan musik-musik rakyat dengan teman-temannya, walaupun ia merupakan sorang pelukis pada awalnya. Saat masih menggunakan seragam sekolah Thomas Jefferson High School, seringkali ia dijauhi dalam pergaulan sehari-hari. Ia pun berkata

“I was a misfit. I read, I painted, I didn't hate niggers.”

Karena pada masa itu isu rasial masih kental bergulir dari hari ke hari, dan Janis seorang yang tidak anti kulit hitam.

Janis menjalani berbagai perubahan fisik dalam masa remaja, tubuhnya berubah menjadi lebih berisi bahkan berlebihan, dan kulit tubuhnya rusak dengan adanya luka yang cukup dalam sehingga harus di“ampelas” untuk kembali seperti semula. Perubahan fisik itu membuatnya cukup sulit untuk bergaul disekolahnya, temanm-teman di sekolahnya selalu berteriak dan mengejek dengan memanggilnya “pig” (babi), “Freak” (aneh), “Creep” (kecoa). Janis akhirnya menyelesaikan sekolahnya pada tahun 1960 dan melanjutkan ke University of Texas di Kota Austin. Walaupun ia tidak menyelesaikan studinya, pada tahun 1962 koran kampus menuliskan profilnya dan memberi headline dengan judul “She Dares To Be Different.”


Awal Karir


Dengan Sikapnya yang cenderung memberontak, menjadikan Janis Joplin sebagai salah satu pahlawan perempuan (heroin) bagi literasi musik blues. Rekaman pertama lagu Janis dilakukan dirumah teman kuliahnya, dengan menggunakan tape recorder pada tahun 1962, lagu itu berjudul “What Good Can Drinkin’ Do.” Akhirnya ia meninggalkan Texas untuk meraih cita-citanya sebagai penyanyi, ia tiba di San Fran Sisco pada tahun 1963 dan tinggal di North Beach lalu pindah ke Haight-Ashbury. Pada tahun 1963 Janis joplin bersama Jourma Koukonen—dikemudian hari menjadi gitaris Jefferson Airplane, merekam beberapa lagu blues standar, dan ditemani oleh Margareta yang menggunakan mesin tik sebagai pengganti perkusi sesi rekeman tersebut menghasilkan tujuh track, diantaranya

"Typewriter Talk," "Trouble In Mind," "Kansas City Blues," "Hesitation Blues," "Nobody Knows You When You're Down And Out," "Daddy, Daddy, Daddy" and "Long Black Train Blues,"

dan kemudian lagu-lagu tersebut di jadikan album bootleg (semacam kumpulan lagu unrelease) yang diberi judul “The Typewritter tape.” Dan selama masa itulah Janis kemudian terlibat dengan penggunaan narkotika yang dosisnya naik dari hari ke hari, dan itu yang menyebabkan ia dijuluki sebagai ”speed freak” (penggila kemabukan melalui LSD,acid/speed) di tambah dengan penggunaan heroin walaupun masih terhitung situasional. Ia pun menggunakan zat lainnya untuk mendapatkan keadaan “trance” dan seorang peminum berat alkohol selama menjalani karirnya, dan minuman kesukaannya adalah “Southern Comfort”.

Pada musim semi tahun 1965, teman-temannya memperhatikan perubahan tubuh Janis yang diakibatkan dari kebiasan mengonsumsi Amphetamine (ia digambarkan seperti tengkorak, karena kekurusanya). Mereka pun membujuk Janis untuk pulang ke rumahnya di Porth Arthur, Texas. Namun di tahun yang sama pada bulan Mei, teman-temannya mengajaknya untuk bernyanyi di sebuah pesta dengan menggunakan bus sebagai panggungnya, sehingga tidak bisa pulang ke kampung halamanya. Tetapi akhirnya ia pulang juga, dan merubah gaya hidupnya. Selama di Porth Arthur, ia menghindari kebiasaan buruknya mengonsumsi alkohol dan obat-obatan lainnya. Cara berpakaiannya pun berubah menjadi lebih sederhana, dengan mengadopsi gaya rambut “Beehive” (sarang lebah) dan mendaftarkan dirinya di Universitas Lamar yang bertempat tak jauh dari Beaumont, Texas. Selama ia mengikuti perkuliahan di Universitas Lamar, ia bolak-balik melakukan perjalanan untuk bernyanyi solo di ota Austin. Pada salah satu pertunjukannya ia disaksikan oleh seorang aparat pemerintah kota Austin, sehingga ia selalu didatangi orang yang berseragam biru (polisi) dan akhirnya memutuskan untuk bertunangan. Ia kemudian menanyakan keberadaan ayahnya untuk meminta izin meinikahi Janis. Namun orang itu merubah rencananya dan tidak jadi menikahi Janis.


Big Brother and The Holding Company


Pada tahun 1966, suara khas Janis dalam menyanyikan lagu blues menarik perhatian sebuah band yang beraliran “psychedelic” yang bernama Big Brother and The Holding Company, sebuah band yang terkenal di komunitas hippie di kota Haight-Ashbury. Janis kemudian direkrut untuk menjadi anggota band oleh Chet Helms, ia adalah seorang promoter yang telah mengenal Janis di Texas dan pada saat bersamaan Chet juga menangani band yang bernama Big Brother. Janis bergabung dengan Big Brother pada 4 Juni tahun 1966. penampilan pertama bersama The Big Brother berlangsun di Avalon Ballroom, San Fransisco. Janis masih menghindari penggunaan obat-obatan untuk beberapa minggu, dengan berkata kepada salah seorang anggota band yang bernama Dave Getz bahwa seharusnya orang-orang (teman-temanya) tidak diperbolehkan meggunakan jarum suntik di tempatnya berlatih atupun di apartemen tempat mereka tinggal. Saat Janis melihat seorang pengunjung yang menyuntikan jarum ke tubuhnya, ia kemudian memarahi Dave Getz dan mengingatkan bahwa ia telah mengingkari janjinya. Konser di San Fransisco pada musim panas itu direkam, lalu diluncurkan pada tahun 1983 sebuah album yang diberi judul “ Cheaper Thrill.”

Pada 23 Agustus 1966, selama menjalani kehidupan selama empat minggu di Kota Chicago, The Big Brother menandatangani kontrak bersama perusahaan rekaman berlabel independen yang bernama Mainstream Record. Mereka merekam beberapa lagunya di studio rekaman Chicago, tapi Bob Shad sang pemilik label menolak untuk membayar ongkos pulang mereka ke San Fransisco. Sesaat setelah lima anggota band pergi meninggalkan kota Chicago menuju California Utara dengan uang pas-pasan, mereka pergi bersamaan dengan band Gratefull Dead ke sebuah rumah di Lagunitas, California, dan di tempat itulah Janis kembali mengulangi kebiasaan buruknya mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Pada tahun 1967, Janis bertemu dengan Country Joe McDonald seorang anggota dari band Country Joe and The Fish, dan mereka hidup bersama sebagai pasangan kekasih untuk beberapa bulan. Janis dan The Big Brother mulai bermain di beberapa klub di kota San Fransisco seperti, Fillmore West, Winterland dan Avalon Ballroom. Mereka juga bermain di Hollywood Bowl di Los Angeles, begitu juga di Seattle, Washington, Vancouver, British Columbia, Supermarket Psychedelic di Boston, Massachusetts dan Golden Bear Club di Huntington Beach, California.

Rekaman mereka di kota Chicago kemudian diluncurkan oleh Columbia Records pada Agustus 1967. Sesaat setelah berhasil tampil di sebuah festival musik yang cukup besar namanya “Monterey Pop Festival”. Dua lagu yang dibawakan oleh The Big Brother difilmkan oleh D.A Pennebaker. Dengan mengombinasikan kedua lagu tersebut dengan sebuah versi milik Big Mama’s Thorton yang berjudul “Ball and Chain.” Pennebaker mendokumentasikan Monterey Pop Festival dan menangkap Cass Elliot di tengah kerumunan massa yang diam terbius oleh penampilan Janis Joplin
Pada November 1967, The Big Brother berpisah dengan Chet Helms dan kemudian mereka bekerjasama dengan manajer artis yang sudah terkenal Albert Grossman. Hasilnya, The Big Brother tampil secara regular di klub-klub yang ada di kota California, namun nama mereka terangkat secara nasional setelah tampil di Monterey Pop Festival.
Pada 16 Februari 1968, The Big Brother memulai tur pertamanya ke pesisir timur Amerika, yaitu Philadelphia dan kemudia berikutnya mereka bermain untuk kali pertama di New York tepatnya di Anderson Theater. Pada 7 April 1968, konser terakhir mereka di pesisir timur Janis Joplin dan The Big Brother tampil bersama Jimi Hendrix, Buddy Guy, Joni Mitchell, Richie Havens, Paul Butterfield,dan Elvin Bishop di konser yang berjudul "Wake for Martin Luther King, Jr." di kota New York.

Selama musim semi di tahun 1968, Janis Joplin dan The Big Brother memulai debut pertamanya untuk tampil di stasiun televisi nasional ABC, pada variety show yang disiarkan di siang hari dan dipandu oleh Dave Cavet, tetapi tak ada rekaman resmi yang menyatakan bahwa itu ada. Kemudian, Janis tampil tiga kali pada program Dick Cavet yang disiarkan di waktu prime-time. Selama tahun 1968, nama band itu menjadi “Janis Joplin And The Big Brother and The Holding Company.” Janis Joplin pun kemudian mencuri banyak perhatian media massa yang mengakibatkan kecemburuan dengan anggota bandnya. Anggota band lain menyebutkan bahwa Janis Joplin hanyalah seorang “star trip” (pengamen), sementara yang lainnya mengatakan bahwa The Big Brother merupakan band yang buruk dan ia (Janis) harus meninggalkannya.

Majalah Times mengatakan bahwa Janis Joplin seorang penyanyi yang memiliki kemampuan luar biasa yang mampu keluar dari pergerakan musik kulit putih. Richard Goldstein dari majalah Vogue menuliskan bahwa Janis Joplin penyanyi perempuan yang luar biasa dalam musik rock…ia mengendap-ngendap, dengan raut wajah ekspresif seperti seorang parjurit dalam sebuah peperang, mengepitkan lututnya di akhir stanza, memohon untuk tidak ditinggalkan…Janis Joplin mampu bernyanyi dengan kualitas yang luar biasa baik dihadapan semua orang yang mendengarkan.

Cover album kedua The Big Brother yang berjudul “Cheap Thrills” di dseain oleh seorang kartunis counterculture, Robert Crumb. Walaupun “Cheap Thrill” lebih menyerupai rekaman secara live (langsung), hanya satu track saja yang memang merupakan rekaman langsung yaitu lagu “Ball and Chain,” dan selebihnya direkam di studio. Memang, album tersebut memiliki kualitas yang cukup buruk, termasuk suara gelas cocktail dan tembikar yang pecah dihilangkan selama lagu “Turtle Blues.” Bersamaan dengan diluncurkannya film dokumenter tentang Monterey Pop Festival pada tahun 1968, album itu sukses mengangkat nama Janis Joplin. Walaupun hanya sebentar di akhir 60-an, namun satu keberhasilan dalam karir bernyanyinya.

“Cheap Thrills” memberikan The Big Brother sebuah single hit yang luar biasa yaitu,”Piece of My Heart” yang mampu menembus tangga lagu billboard selama delapan minggu setelah album ini diluncurkan. Album itu disertifikasikan emas untuk peluncuran dan penjualannya yang mencapai jutaan kopi. “Live at Winterland ’68,” direkam di Winterland Ballroom pada 12-13 April 1968, yang menunjukkan performans terbaiknya Janis Joplin and The Big Brother and The Holding Company. Dan hal tersebut mereka tunjukkan melalui lagu-lagu pilihan yang tertuang dalam albumnya.
Janis Joplin and The Big Brother and The Holding Company kembali melakukan turnya ke pesisir timur selama Juli-Agustus 1968, tampil di gedung Columbia Records di Puerto Rico dan Newport Folk Festival. Setelah kembali San Fransisco untuk dua pertunjukan dalam rangka pulang kampung yang dilakukan di The Palace of Fine Arts Festival pada 31 Agustus dan 1 September, Janis joplin mengumukan bahwa ia akan meninggalkan The Big Brother. Tur tetap berlangsung selama musim gugur dan Janis Joplin memberikan penampilan terakhirnya di The Big Brother pada 1 Desember 1968 yang berlangsung di Family Dog Benefit.


Solo Karir


Setelah berpisah dari The Big Brother, Janis membentuk sebuah band baru untuk mengiringinya, dan bernama The Kozmic Blues Band. Band itu dipengaruhi oleh Stax-Volt Rhythm and Blues band yang terkenal pada awal 60-an, sebagaimana yang dicontohkan oleh Otis Reeding dan The Bar-Kays, yang secara musikal banyak mempengaruhi Janis. Sound Stax-Volt Rhythm and Blues sangat menonjolkan penggunaan brass sections dan lebih blues, funky, soul, suatu sound pop yang lebih berorientasi daripada kebanyakan band hard rock psychedelic pada periode saat itu.

Pada tahu 1969 Janis Joplin mengalami ketergantungan terhadap heroin, menurut kabar ia menghabiskan 200 dolar sehari untuk belanja heroinnya itu, walaupun banyak usaha yang dilakukan untuk ia tetap bersih selama melakukan rekaman “ I Got Dem Ol' Kozmic Blues Again Mama!” Gabriel Mekler orang yang memroduseri rekaman The Kozmic Blues megatakan kepada seorang jurnalis—penulis biografi Janis Joplin, Myra Friedman, bahwa Janis Joplin Tinggal di rumahnya selama proses rekaman pada Juni 1969, jadi ia dapat menjauhkan dari obat-obatan dan teman pecandunya.

Album Kozmic Blues diluncurkan pada September 1969, dan mendapatkan golden platinum karena kesuksesanya namun tidak seperti album “Cheap Thrills.” Berbagai pernyataan dari kritikus pun bermunculan dan beragam. Beberapa kritikus termasuk Ralph Gleason dari San fransisco Chronicle,sebuah kritikan yang cukup pedas. Ia menuliskan bahwa band berbaru dengan nama The Kozmic Blues adalah isapan jempol belaka, dan Janis harus membubarkan band barunya dan kembali ke band lamanya The Big Brother…(jika mereka masih menginginkanya). kritikus lainnya, seperti seorang reporter yang bernama Carl Bernstein dari The Washington Post, ia umumnya mengabaikan kekurangan dan lebih mencurahkan fokus tulisannya untuk membahas daya magis yang dimiliki oleh penyanyi Janis Joplin.

The Kozmic Blues dan Janis Joplin melakukan tur ke Amerika bagian Utara dan Eropa menjelang Akhir 1969, di bulanAgustus mereka tampil di festival Woodstock. Menurut banyak review, Woodstock bukanlah festival musik yang menyenangkan bagi Janis. Ia harus menunggu selama 10 jam dari pertama tiba di tempat festival, ia pun menyuntikkan heroin dan minum banyak alkohol, dan ketika ia berada di atas panggung, ia dalam keaadaan yang sangat mabuk “three sheets to the wind.” Janis pun bermasalah di Madison Square Garden, ia mengatakan kepada seorang jurnalis—David Dalton, bahwa menyanyikan “ Work Me lord.”

Di akhir tahun, The Kozmic Blues pun bubar. Penampilan terakhir mereka bersama Janis Joplin di Madison Square Garden yang berlangsung pada 19-20 Desember 1969, di kota New York.setiap audien melihat dan mendengarkan "every note [she sang] with 'Is she gonna make it?' in their eyes."
Penampilan Janis tidak di masukkan ke dalam film dokumenter Woodstock walaupun pada perayaan 25 tahun woodstock sang sutradara memasukan penampilannya yang terakhir


Full Tilt Boogie Band


Pada Februari 1970, Janis melakukan satu perjalanan ke Brazil, di mana ia menghentikan kebiasaan buruknya mengosumsi obat-obatan terlarang dan alkohol. Selama perjalanannya ia ditemani oleh Linda Gravenites, ia adalah desainer kostum panggungnya Janis dari tahun 1966-1969. Di Brazil Janis terpikat oleh seorang laki-laki yang bernama David (George) Niehaus—seorang guru, yang sedang melakukan perjalanan keliling dunia. Pers mendapatkan foto mereka di festival Rio de Janeiro. Gravenites pun turut mengabadikan mereka berdua selama berlibur di Brazil dan tampaknya mereka "carefree, happy, healthy young couple" yang sedang menikmati hidupnya.

Janis kembali menggunakan heroin setelah kembali dari Brazil, lalu hubungannya bersama Niehaus pun berakhir akibat penggunaan heroin, selain itu pertemanannya bersama Peggy Caserta dan menolak untuk bekerja berkeliling dunia bersamanya (Niehaus). Pada masa ini ia membentuk sebuah band baru dengan nama Full Tilt Boogie. Dan kebanyakan anggotanya adalah musisi muda Kanada, dan menonjolkan permainan organ dan bukan horn/brass sections sebagaimana halnya dulu. Janis pun lebih aktif dan banyak mengambil peranan bersama musisi lainnya di band Full Tilt Boogie. Sebuah band yang kemudian ia prioritaskan. Ia pun mengatakan,

“It's my band. Finally it's my band!”


Full Tilt Boogie mulai melakukan konser pada Mei 1970. Janis tampak sangat senang dengan band barunya, sehingga ia mendapatkan feedback (pandangan,penilaian) yang baik dari fans dan kritikus. Dengan memrioritaskan untuk memulai tur musim panas bersama Full Tilt Boogie, ia tampil bersama The Big Brother dalam rangka reuni di Filmore West San Fransisco, 4 April 1970. Hasil rekaman pertunjukkan itu di jadikan sebuah album konser dan diluncurkan 1972. Janis kembali tampil bersama The Big Borther pada 12 April di Winterland di mana ia dan The Big Brother diberitakan menampilkan sebuah pertunjukkan yang luar biasa. Dan ketika ia mulai melakukan tur bersama Full Tilt Boogie, Janis mengatakan bahwa ia bebas dari obat-obatan, namun konsumsi alkoholnya meningkat.

Dari 28Juni hingga 4 Juli, 1970, Janis dan Full Tilt Boogie bergabung All-Star Festival Express tur ke Kanada, tampil bersama Grateful Dead, Delaney and Bonnie, Rick Danko and The Band, Eric Andersen dan Ian and Sylvia. Konser itu berlangsung di Toronto, Winnipeg, dan Calgary. Performan Janis pada lagu “Tell Mama” di Calgary menjadi sebuah video MTV di tahun 1980-an dan dimasukkan ke dalam album sebagai lagu perpisahan pada 1982. Rekaman audio Festival Express lainnya pun dimasukan ke dalam sebuah album konser pada 1972.

Dalam video “Tell Mama” yang ditampilkan oleh MTV di tahun 1980-an, Janis terlihat memakai pakaian longgar yang berwarna psychedelia dan memasangkan bulu burung dikepalanya. Dan itu adalah kostum yang selalu ia gunakan selama konser di musim semi dan panas. Pemilihan kostum itu terjadi ketika ia tidak lagi bersama Linda Gravenites sepulang dari Brazil, Linda tidak menyukai kebiasaan Janis menyuntikkan heroin.

Selama mengikuti tur Festival Express, Janis ditemani oleh seorang penulis dari majalah Rolling Stone, David Dalton, yang kemudian meluiskan beberapa artikel dan sebuah buku tentang Janis. Ia berkata kepada Dalton:

“I'm a victim of my own insides. There was a time when I wanted to know everything...It used to make me very unhappy, all that feeling. I just didn't know what to do with it. But now I've learned to make that feeling work for me. I'm full of emotion and I want a release, and if you're on stage and if it's really working and you've got the audience with you, it's a oneness you feel.”



Masa-masa yang penuh….


Seringkali Janis enggan untuk berbicara, tetapi Janis bukanlah seorang pemalu untuk menjawab kritikan ataupun pertanyaan dari penggemar dan teman-temanya. Pada 1970 dalam wawancara untuk majalah Newsweek ia berbicara tentang gatecrasher (penerobos/ penonton tak bertiket)

"I don't believe in gate-crashing", Janis Joplin said last week. "The people aren't up there when I'm sweating on a stage at a festival, breaking my ass. You can get the money, man. Sell your old lady, sell your dope. Look at me, man, I'm selling my heart."



Sementara Jerry Garcia dan Bob Weir dari band Grateful Dead sama-sama menolak tentang penerobosan dalam sebuah konser, Paul Kantner gitaris Jefferson Airplane yang secara kontras menentang kedua pernyataan di atas, sebagaimana tertulis di Newsweek:

"I would enthusiastically urge anyone attending a rock festival to break in. They should be free," katanya.


Janis harus berurusan dengan hukum setempat, ia terbukti memeragakan bagaimana caranya menggunakan LSD kepada publik tanpa izin dan sepengetahuan aparat setempat pada 4 Agustus 1970, di Bar El Quijote New York, bersama teman jurnalisnya Myra Friedman dan seorang penggemar, ia mengomentari bahwa orang-orang yang melakukanya (menggunakan LSD) sama halnya dengan oknum polisi yang berkeliaran memukuli kepala manusia. Janis kemudian menjelaskan pernyataannya itu beberapa hari kemudian. Di saat ia melakukan makan malam bersama Friedman dan beberapa anggota Full tilt Boogie di sebuah restoran yang bernama Bradley’s, di New York. Janis menjelaskan apa yang disebut dengan ‘hippie brainswashing’. Mereka adalah fraudian, semua nilai dan norma hidupnya. Mereka menyesalkan terjadinya ‘brainwashing’ yang dilakukan oleh orang tuanya, namun mereka melakukan hal yang sama. Aku tidak pernah mengetahui salah satu dari mereka yang menoleransikan gaya hidup yang lain selain gaya hidup mereka.


…Uraian Mutiara (Album Pearl)


Selama September 1970, Janis dan bandnya mulai melakukan proses rekaman sebuah album baru di sebuah studio yang bertempat di Los Angeles dengan Paul A. Rotchild sebagai produser, yang juga menjadi produser rekaman untuk The Doors. Walaupun Janis meninggal sebelum album itu rampung, masih ada beberapa materi yang dapat digunakan untuk dikompilasikan ke dalam LP. Seperti “Mercedez Benz” yang dimasukan walaupun lagu ini merupakan satu-satunya rekaman—merupakan proses take yang pertama, dan lagu “”Buried Alive in The Blues,” yang tadinya proses take vokal akan dilakukan di hari namun yang sama Janis meninggal dunia, dan akhirnya menjadi sebuah nomor instrumental.

Hasil dari kerja keras Janis menjelang kematiannya, membuahkan sebuah album “Pearl” pada tahun 1971 setahun setelah kematiaanya. Album tersebut menjadi penjualan terbaik dari semua album selama dalam karirnya dan lagunya Kris Krsitofferson “Me and Boby McGee” merupakan hit single¬ yang terbaik pula. Di tahun 2003, album Pearl menduduki peringkat 122 dari 500 album terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone.

Di antara penampilannya yang terakhir di depan publik, ia tampil dua kali pada siaran The Dick Cavett Show, 25 Juni 1970. Pada penampilannya itu ia mengatakan niatnya untuk mengadiri perayaan 10 tahun reuni sekolahnya di Thomas Jefferson High School, Porth Artuhr,Texas. Ketika ditanyakan apakah ia begitu popular saat itu, ia mengakui bahwa teman-temanya, “laughed me out of class, out of town and out of the state.” Pada 3 Agustus 1970, dalam siaran Cavett, Janis mengatakan untuk penampilan yang selanjutnya pada konser Festival for Peace yang akan berlangsung di Shea Stadium, Queens, New York pada 6 Agustus 1970.

Janis menghadiri perayaan reuni sekolahnya, dengan ditemani oleh beberapa teman musisi, Bob Neuwirth, dan John Cooke seorang road manager, tetapi kunjungannya ini dilaporkan sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan bagi Janis. Janis melakukan konferensi pers selama kunjungan reuninya. Dalam wawancaranya jurnalis Rolling Stone—Chet Flippo, mengatakan bahwa Janis menggunakan perhiasan yang biasa dipakai oleh “Babylonian whore.” (Psk Babylonia/Irak).

Ketika ditanyakan tentang bagaimana ia menghibur teman-teman ketika sekolah dulu sebelum reuni ini berlangsung, ia menjawab, “Only when I walked down the aisles” (hanya ketika saat aku berjalan menyusuri koridor). Di lain waktu dan tempat Janis dan ibunya, Dorothy, saling mencela satu sama lain. Dorothy Joplin mencaci Janis dengan mengatakan “I wish you’d never born!” Kunjungan Janis ke kampung halamannya memang tidak mulus, Janis seakan berusaha untuk mempermalukan masyarakat Porth Arthur dan orang-orang yang pernah mempermalukannya, namun keadaan berbalik dan kunjungannya berubah kacau.

Kematian Janis

Rekaman terakhir yang diselesaikan Janis adalah “Mercedez Benz” dan sebuah lagu ucapan selamat ulang tahun untuk John Lennon “Happy Trails”—dikomposisikan oleh Dale Evans, pada 1 Oktober 1970. Sementara Lennon berulang tahun pada 9 Oktober, kemudian seperti yang dikatakan oleh Dick Cavett rekaman itu diterima oleh Lennon d rumahnya setelah kematian Janis.

Pada 3 oktober, Janis mengunjungi studio Sunset Sound di Los Angeles untuk mendengarkan track instrumental lagu Nick Grevenites berjudul “Burried Alive In The Blues” yang akan diisi track vokalnya oleh Janis dan di jadwalkan untuk hari berikutnya. Ketika Janis tidak juga menunjjukan batang hidungnya untuk pengambilan vokal pada Minggu sore, Paul Rotchild sang produser pun cemas. John Cooke sang road manager, pergi untuk menyusul Janis yang tinggal di hotel Land Mark (dulu bernama Higland Garden) sejak 24 Agustus. Ketika tiba di halaman hotel John melihat porsche yang berwarna psychedelia milik Janis masih berada di tempat parkir. Lalu ia segera berjalan menuju kamar hotel, dan ia mendapatkan Janis yang terbujur kaku tergeletak di lantai. Menurut laporan resmi kematiannya disebabkan oleh penggunaan heroin yang berlebihan, dan mungkin terkombinasikan oleh efek alkohol.

Jenazah Janis dikremasikan di Pierce Brothers Westwood Village Mortuary di Los Angeles, dan abunya dilarungkan melalui sebuah pesawat terbang di atas Samudera Pasifik dan sepanjang pantai Stinson. Upacara kremasi itu dihadiri oleh orang tuanya dan para bibi dari pihak ibu.


Janis dalam Kenangan


Janis menghias tubuhnya dengan sebuah gelang, ia juga memiliki tato (rajah) kecil di dada sebelah kiri bergambar hati yang buat oleh Lyle Tuttle seorang artis tato dari San Fransisco—walaupun tato itu bersifat temporer. Ciri khas lainnya adalah sisiran rambutnya yang flamboyan, dan seringkali mengecatnya dengan warna sehingga membentuk sebuah garis, lalu aksesoris seperti syal, manik-manik dan bulu unggas.
Pada tahun 1979, fim dengan judul “The Rose” yang dibintangi oleh Bette Midler mendapatkan sebuah penghargaan Academy Award sebagai aktris terbaik, dan film itu didasari oleh perjalan hidup Janis Joplin.
Di akhir 90-an, drama musikal “Love,Janis” dibuat berdasarkan keterangan yang diperoleh saudara bungsunya Janis Joplin yaitu Laura ditambah dengan keterangan dari gitaris The Big Brother, Sam Andrew, dan rencananya akan di mainkan di Broadway.
Pada tahun 1988, di bangunlah monumen Janis Joplin, sebuah patung perunggu yang dubuat oleh Douglas Clark, dan ditempatkan di Port Arthur Texas.
Janis Joplin dimasukan ke dalam Rock N’ Roll Hall Of Fame pada tahun 1995 dan diberikan penghargaan Grammy Lifetime Achievement pada tahun 2005.

Robert Johnson THE DEVIL WHO SING THE BLUES



Robert Johnson dilahirkan di Hazkehurst, Misissipi sekitar 8 May 1881, anak pertama dari Julia Major Dodds, yang kemudian melahirkan 10 orang anak untuk suaminya Charles Dodds. Dilahirkan diluar ikatan perkawinan, Robert tidak ingin menggunakan nama Dodds.
Charles Dodds menikahi Julia Major saat berusia 21 tahun di Hazel Hurst, Misissipi—sekitar 35 miles (56 km) dari Jackson selatan—pada 1889. Charles Dodds memiliki sebidang tanah dan pembuat furnitur dari anyaman; keadaan keluarga biasa saja sampai suatu saat ia diusir dari Hazl Hurst sekitar 1909 oleh segerombolan orang yang mengatakan tanah mereka tidak lagi subur akibat dari usaha keluarga Dodds. (ada sebuah kisah tentang keluarga Dodds yang melarikan diri dengan menggunakan pakaian wanita, kisah keluarga itu kemudian menjadi legenda lokal). Setelah dua tahun Julia Dodds mengirimkan anak-anak mereka untuk tinggal bersama ayahnya (kakek) di Memphis, di mana Charles Dodds mengadopsi nama Charles Spencer. Julia tetap tinggal di Hazel hurst dengan dua putrinya, hingga ia diusir karena tidak mampu membayar pajak.

Pada saat itulah ia melahirkan seorang anak, dinamai Robert, yang ayahnya merupakan seorang pekerja ladang bernama Noah Johnson. Tidak mendapatkan sambutan yang baik dari Charles Dodds, Julia Dodds menjadi seorang buruh serabutan, kadang ia harus menuai kapas dan tinggap di kemah pekerja ladang. Selama hampir sepuluh tahun, Julia Dodds selalu berusaha untuk berkumpul kembali bersama keluarganya, tetapi Charles Dodds tidak pernah berhenti pula menolaknya (karena perselingkuhannya). Walaupun Charles dodds mau menerima Robert, namun ia tidak pernah bisa memaafkan istrinya. Dalam masa kecilnya, Robert mengetahui siapa ayahnya yang sebenarnya, dan pada saat itulah ia mulai menamakan dirinya sebagai Robert Johnson.

Sekitar 1914, Robert Johnson pindah bersama keluarga Charles Dodds, termasuk saudara-saudara dari ibunya (Julia Dodds) maupun dua saudara dari ibu tirinya (yang dinikahi Charles Dodds di Hazel Hurst). Robert pun menghabiskan sebagian waktunya di Memphis, dan diberiatakan dari tempat inilah ia mulai mempelajari gitar dibimbing oleh Kakak setengah genetiknya (seibu tidak seayah).
Robert tidak pernah berkumpul dengan ibunya yang akhirnya menikah beberapa tahun kemudian. Di akhir dekade, ia kembali ke Delta Misissipi untuk tinggal bersam ibunya dan ayah tiri barunya (Dusty Willis). Robert dan ayah tirinya, memiliki sedikit toleransi yang sama dalam bermusik, tidak sejalan, dan Robert harus mengendap-ngendap untuk meninggalkan rumah untuk bergaul bersama teman-teman musisinya. Selain gitar alat musik yang ia kuasai adalah harmonika dan harpa Yahudi (Jew’s harp).


Musisi Blues


Robert mulai berkelana mengelilingi daerah Delta, dengan menggunakan bis, kereta api, dan kadang harus berjalan kaki. Berdasarkan pada cerita rakyat setempat, Robert Johnson diceritakan sebagai seorang pemuda kulit hitam yang hidup diperkebunan di daerah pedalaman Misissipi. Diselimuti oleh hasratnya yang besar menyala-nyala untuk menjadi musisi blues terbaik, ia diberi pentunjuk agar membawa gitarnya melintasi suatu tempat dekat perkebunan Dockery pada malam hari. Di sana ia bertemu dengan seorang kulit hitam berbadan besar (Iblis), yang merampas gitar Johnson, menyusun nada dasarnya sedemikian rupa sehingga mampu memainkan apapun yang disukainya (Iblis). Ia pun mengembalikan gitar itu namun harus ditukar dengan nyawa Robert Johnson. Semenjak itulah akibat dari sebuah pertukaran magis, Robert menjadi raja dari Blues Delta, ia mampu untuk bernyanyi, bermain, dan meciptakan blues terbaik yang pernah didengarkan oleh banyak orang. Sumber dari cerita legenda ini tidak jelas, beberapa teman Robert, seperti Johny Shines mengatakan bahwa ia mendengarkan cerita dan gambarannya selama hidupnya.

Ketika Robert tiba di sebuah kota yang baru baginya, ia harus mengamen di sudut kota, di salon rambut, dan di restoran, untuk mendapak beberapa sen uang. Ia memainkan apa yang diinginkan oleh audiensnya—bukan lagunya sendiri dan tidak selalu blues. Dengan kemampuannya untuk menirukan lagu yang pertama kali ia dengar, robert tidak memiliki kesulitan untuk memberikan apa yang audiensnya inginkan. Dari situlah ia kemudian mengenal Johny Shines, seorang musisi yang ditemui Robert di tahun 1933 dan kemudian berpetualang bersamanya.

Johny pernah berkata, “Robert Johnson was a rambling man who was ready to hop a freight at the drop of a hat.” Johny menambahkan perkataannya, “He was a natural rambler” (penggerutu,tukang ngoceh).

Robert berpetualang ke banyak tempat yang bisa ia kunjungi, dari kota ke kota memainkan musik blues. Pada masa ini Robert memiliki sebuah pemikiran akan pentingnya tali persahabatan, ia pun berteman dengan Estella Coleman, seorang perempuan yang berusia sekitar 15 tahun lebih tua dari umurnya dan merupakan ibu dari mususu Robert Lockwood, Jr. Bagaimanapun memliki banyak perempuan, di mana saja ia bermain musik. Robert pernah meminta seorang gadis muda untuk tinggal bersama keluarganya (si gadis), dan kebanyakan jawabnya adalah ya!—sampai kekasih mereka datang, Robert pun siap untuk pergi.

Rekaman


Sekitar tahun 1936, Robert memesona H.C. Speir di Jackson, Misissipi, ia adalah seorang pengusaha toko dan pemandu bakat. Speir, adalah seseorang yang banyak menolong musisi blues. Ia memperkenalkan Robert pada Ernie Oertle, yang menwarkan untuk merekam para musisi muda di San Antonia, Texas. Pada sesi rekaman, yang berlangsung 23 November 1936 dalam sebuah ruangan di landmark Gunter Hotel, sebuah studio sementara yang disediakan oleh Brunswick Records, diceritakan bahwa Robert harus rekaman menghadap tembok. Ini membuktikan bahwa ia adalah seorang pemalu dan berhati-hati, album itu diberi judul King of The Delta Blues Singers.

Robert sangat gugup dan merasa terganggu (intimidasi), tetapi mungkin saja ia hanya mencoba fokus dan berusaha membangkitkan sisi emosional ketika bernnyanyi. Pada saat shift rekaman pertamanya di studio. Namun dengan bernyanyi menghadap ke tembok merupakan salah satu tehnik pengambilan suara yang menghasilkan efek akustik ditambah efek studio sehingga menjadi paduan yang baik. Dalam sesi yang dilakukan dalamtiga hari, Robert memainkan 16 lagu pilihan, dan direkam dengan versi beragam sehingga memiliki banyak pilihan. Ketika sesi rekaman berakhir, Robert ia akhirnya kembali ke kampung halamannya; mungkin karena ia memiliki uang banyak yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya dari bernyanyi serta dalam hidupnya.
Lagu-lagu yang direkam (di San Antonio) oleh Robert di antaranya, “Come On In My Kitchen,” “Kind Hearted Woman Blues,” “I Believe I’ll Dust My Broom,” dan “Crossroad Blues.” Lagu “Come On In My Kitchen” memiliki lirik yang unik dan cukup menggelikan seperti :

"The woman I love took from my best friend’
Some joker got lucky, stole her back again,
You better come on in my kitchen,
it's going to be rainin' outdoors."


Sementara pada lagu “Crossroad”:

"I went to the crossroads, fell down on my knees.
I went to the crossroads, fell down on my knees.
I asked the Lord above, have mercy, save poor Bob if you please.
Uumb, standing at the crossroads I tried to flag a ride.
Standing at the crossroads I tried to flag a ride.
Ain't nobody seem to know me, everybody pass me by."



Setelah rekaman yang pertamanya itu sukses, ia pun kembali merekam beberapa lagunya seperti, “Terraplane Blues” dan “Last Fair Deal Gone Down” dan lagu Terraplane mencapai penjualan 5.000 kopi.
Pada tahun 1937, Robert melakukan perjalanan ke Dallas, Texas, untuk sesi rekaman berikutnya di studio Brunswick Record Building, 508. Park Avenue. 11 lagu dari rekaman ini akan langsung diluncurkan pada saat sesi rekaman selesai. Di antara 11 lagu ada sebuah lagu posthoumous bagi Robert nantinya seperti, “Stone in My Passway”,”Me and The Devil,” dan “Hellhound On My Trail”. Khususunya lagu “Stone In My Passway” dan “Me and The Devil” keduanya menceritakan sebuah pengkhianatan, sebuah tema yang selalu ada di dalam Country Blues (blues tradisional). Lalu yang mengejutkan adalah “Hell Hound On My Trail”—tema lain yang cukup menakutkan juga mengenai iblis—seringkali dipertimbangkan untuk disebut sebagai aliran yang baru dalam musik blues. Tema lain yang Robert adalah mengenai impotensi (“Dead Shrimp Blues” dan “Phonograph Blues”) dan ketidaksetiaan (“Terraplane Blues”, “If I Had Possession Over The Judgement Day”dan “Love in Vain”).
Enam lagu Robert yang sering menyebutkan kata devil (iblis) dan beberapa kata supernatural lainnya. Terdapat pada lagu “Me and The Devil” dia memluainya dengan:

"Early this morning when you knocked upon my door,
Early this morning, umb, when you knocked upon my door,”
Dan berkata,
“Hello, Satan, I believe it's time to go,
‘before leading into’
You may bury my body down by the highway side,
You may bury my body, uumh, down by the highway side,
So my old evil spirit can get on a Greyhound bus and ride.”




Di katakan dalam lagu ini bahwa kata “devil” tidak semata-mata mengacu kepada setan yang ada dalam literasi Kristiani, tetapi lebih pada ‘Dewa penipu’ yang ada di dalam kepercayaan bangsa Afrika.

Kematian Sang Iblis


Dalam tahun-tahun sisa hidupnya, Robert diyakini pernah mengunjungi St. Louis dan mungkin juga Illinois, lalu beberapa kota di bagian timur Amerika. Ia menghabiskan banyak waktunya di Memphis dan berkeliling di Misissipi Delta dan Arkansas. Ia merekam dan meluncurkan enam album di daerah Selatan di bawah naungan Race Records.
Ia meninggal pada 16 Agustus, 1938, pada usia 27 di sebuah desa dekat Greenwood, Mississipi. Setalah ia bermain selama beberapa minggu di sebuah kota yang jauhnya 15 mil (24Km) dari Greenwood.

Ada beberapa teori mengenai kematiannya, hal itu berdasar pada kematian Robert yang terlihat tidak wajar. Seperti versi yang ada di bawah ini:


* Suatu malam Robert menggoda seorang perempuan di sebuah pesta dansa, ada yang mengatakan bahwa perempuan tersebut adalah istri seorang pengusaha klub malam–tempat Robert bernyanyi, dan Robert dikatakan meninggal karena meminum Whiskey yang telah diracuni sebelumnya. Ada yang mengatakan bahwa perempuan itu adalah perempuan simpanan.

* seorang peneliti yang bernama Mack McCormick pada 1970 mengklaim bahwa Roberts diracuni dan ada seseorang yang mangakuinya. Ketika Robert ditawari botol Whiskey, teman dan termasuk Sonny Boy Williamson (legenda Blues) mengatakan bahwa Robert terlalu banyak minum dan harus menghentikannya, tidak menerima botol yang telah dibukakan sebelumnya. Namun Robert berbalik mengatakan,”jangan pernah menjauhkan sebuah botol dari tanganku.” Segera setelahnya, ia menerima untuk kedua kalinya botol yang telah dibuka sebelumnya, dan itu adalah botol yang mengandung strychnine. Robert diceritakan sakit pada malam itu juga, dan harus dipapah untuk bisa ke kamar mandi. Tiga hari berikutnya ia semakin parah dan memburuk, beberapa saksi menyatakan bahwa menjelang ajalnya Robert terlihat kejang dan begitu kesakitan—sebuah gejala keracunan strychine. Strychine merupakan salah satu zat kmia yang biasa terdapat pada pestisida, dan sangat mematikan walaupun rasanya pahit, tetapi walau satu tetes saja pada sebotol Whiskey akan mematikan orang yang meminumnya.

* ada pula yang mengatakan bahwa Robert meninggal akibat ditusuk oleh suami yang di liputi rasa cemburu.



Selain kematiannya yang kontroversi, lokasi makamnya pun demikian misteriusnya dan sampai-sampai memiliki tiga nisan yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 1980 dan 1990-an bahwa Robert dikuburkan di sebuah pemakaman tidak jauh dari Greenwood, yang bernama the Mount Zion Missionary Baptist, Morgan City, Mississipi, tanpa menggunakan nisan. Dan dilokasi ini berdiri pula Sebuah tugu peringatan yang dipersembahkan oleh Columbia Records. Penelitian yang lebih baru lagi mengatakan bahwa makam Robert Johnson berada dibawah pohon Pecan yang besar di kompleks pemakaman Little Zion Church, Greenwood Utara, dan Sony Music memasang tugu peringatan di sini.

Pada tahun 1938, Columbia Records memroduseri John Hammond yang memiliki beberapa lagu Robert, mengajaknya untuk membukukan tersebut dari awal, “From The Spiritual to Swing” sebuah konser di Carnegie Hall di New York. Dengan alasan masih mempelajari kematian Robert, Hammond mengajak Big Bill Broonzy untuk menggantikannya, namun masih memainkan dua lagu Roberts di panggung. Robert Johnson memiliki seorang anak laki-laki, Claude Johnson, dan cucu yang tinggal di sebuah kota dekat Hazlehurst, Mississipi.